Risiko jatuh pada pasien, faktor, dampak, dan cara pencegahan pasien jatuh

 

Risiko jatuh pada pasien, faktor, dampak, dan cara pencegahan 

pasien jatuh 

Narasumber : Deny Gunawan, S.Kep., Ns., M.Kep., FISQua ( RSMH Palembang)

 

Risiko jatuh merupakan suatu kejadian yang tidak diinginkan yang bisa menjadikan pasien hilang posisi tegak atau tidak seimbang yang mengakibatkan jatuh ke lantai atau ke dasar yang lebih rendah dari pasien secara tidak terkontrol atau tidak sengaja. Ada dua kategori faktor risiko untuk terjadinya pasien jatuh yaitu yang berkaitan dengan kondisi pasien itu sendiri (intrinsik) dan faktor lingkungan (ekstrinsik). Dari berbagai macam faktor risiko yang berpotensi menyebabkan pasien jatuh, faktor risiko yang telah terbukti secara konsistensi muncul dalam kejadian tidak diharapkan (KTD) pasien jatuh adalah ketidakstabilan keseimbangan, kondisi bingung dan gelisah, inkontinansia urin, riwayat jatuh, dan menggunakan obat-obat seperti sedative dan hipnotik.

Keselamatan pasien rumah sakit menurut Permenkes no 11 tahun 2017 adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Terdapat 6 sasaran keselamatan pasien yakni, identifikasi pasien, komunikasi efektif, keamanan obat yang perlu diwaspadai (high alert), keamanan waktu operasi, pengurangan infeksi nosokomial, dan pengurangan risiko jatuh pada pasien.

Risiko jatuh adalah pasien yang berisiko untuk jatuh yang umumnya disebabkan oleh faktor lingkungan atau faktor fisiologis yang dapat berakibat cidera. Insiden jatuh tentu akan merugikan pasien atau klien terutama secara fisik, disisi lain hal ini juga menyangkut kualitas pelayanan dari sebuah rumah sakit. Menurut Palomar Health Fall Prevention and Managemet, jatuh dibedakan menjadi :

1. Physiologic Falls

Jatuh disebabkan satu atau lebih faktor intrinsik fisik, yang terdiri dari dua kategori, (1) dapat dicegah (dimensia, kehilangan kesadaran, kehilangan keseimbangan, efek obat, delirium, postural hipertensi), (2) tidak dapat dicegah (stroke, Transient Ischaemic Attack, Myocardial Infarction, disritmia, dan seizure).

2. Accidential Falls

Merupakankejadian yang diakibatkan bukan karena faktor fisik, akan tetapi akibat dari bahaya lingkungan atau kesalahan penilaian strategi dan desain untuk memastikan lingkungan aman bagi pasien (misalkan terpeleset akibat lantai licin karena air). Pasien berisiko jatuh karena mengunakan tiang infus yang digunakan untuk pegangan.

3. Unanticipated Falls

Pasien jatuh yang berhubungan dengan kondisi fisik (karena kondisi yang tidak diprediksi). Tindakan pencegahan pada tipe ini dapat dilakukan setelah kejadian terjadi menggunakan RCA (Root Cause Analysis) (misalkan pingsan dan fraktur patologis).Kondisi tersebut dapat berulang kembali dengan penyebab yang sama, oleh karena itu perlu perhatian khusus dari perawat dalam

mencegahnyasupaya tidak terjadi yang kedua kalinya.

4. Intentional Falls

Kondisi jatuh yang diakibatkan secara sengaja karena tujuan tertentu (misalkan untuk mendapatkan perhatian dari orang lain).

Faktor Penyebab Pasien Jatuh

Faktor risiko jatuh dibagi menjadi faktor intrinsik (Patient-related risk factors) dan faktor ektrinsik (Healthcare factors related to falls) seperti yang dijelaskan berikut :

1. Faktor Intrinsik(Patient-Related Risk Factors)

Faktor risiko yang berasal dari dalam tubuh pasien biasanya berasal dari penyakit yang menyertai pasien seperti:

a. Gangguan sensori dan gangguan neurologi

Gangguan yang diakibatkan karena menurunnya kemampuan dalam menilai dan mengantisipasi akan terjadinya suatu bahaya yang ada disekitarnya. Kondisi ini sering terjadi pada golongan lansia yang diakibatkan menurunnya kemampuan penglihatan dan kekuatan otot.

b. Gangguan kognitif

Beberapa penyakit yang memiliki hubungan dengan kejadian jatuh diantaranya adalah dimensia, delirium, dan penyakit parkinson.Penurunan kognitif dapat memperbesar kemungkinan untuk mengakibatkan pasien jatuh dibandingkan tanpa penyakit tersebut. c. Gaya berjalan dan Gangguan keseimbangan Kejadian jatuh sering disebabkan karena gangguan berjalan dan keseimbangan terutama pada lansia karena proses degeneratif. Proses degeneratif menyebabkan penurunan kekuatan otot, gangguan keseimbangan, dan penurunan kelenturan sendi. Riwayat berjalan jongkok, mengunakan tongkat, dan penyakit stroke dapat meningkatkan risikoterjadinya jatuh.

d. Gangguan urinaria

Kondisi yang menyebabkan pasien sering BAK atau BAB meningkatkan risiko jatuh pada pasien, misalkan sesudah pemberian pencahar atau diuretik.

e. Pengobatan

Kondisi pasien sesudah pemberian obat-obatan penenang juga dapat meningkatkan risiko jatuh pada pasien.

2. Faktor Ektrinsik (Healthcare Factors Related to Falls)

Faktor ini sebagian besar terjadi karena kondisi bahaya dari lingkungan atau tempat atau ruangan di mana pasien dirawat, seperti:

a. Kondisi lingkungan pasien

Pencahayaan kurang terang, lantai basah, tempat tidur tinggi, closet jongkok, obat-obatan, dan alat-alat bantu berjalan meningkatkan kejadian risiko jatuh pada pasien.

b. Nurse call

Nurse call yang berada di tempat tidur maupun kamar mandi pasien berguna untuk mendapatkan bantuan dari perawat secara cepat.

c. Tenaga profesional kesehatan dan sistem pelayanan

Tenaga profesional kesehatan dan sistem pelayananyang dapat membahayakan pasien juga berperandalam kejadian pasien jatuh.

Dampak Pasien Jatuh

Banyak dampak yang disebabkan karena insiden dari jatuh. Contoh dampak

pasien jatuh sebagai berikut:

1. Dampak Fisiologis

Dampak fisiologis dapat berupa luka lecet, luka memar, luka sobek, cidera kepala, fraktur, bahkan sampai kematian.

2. Dampak Psikologis

Dampak secara psikologis dapat mengakibatkan rasa ketakutan, cemas, distress, depresi, sehingga mengurangi aktivitas fisik pasien.

3. Dampak finansial

Pasien yang mengalami jatuh maka Length of Stay (LOS) semakin lama, dan biaya perawatan di rumah sakit juga semakin meningkat.

Cara Pencegahan risiko Jatuh

Adapun cara pencegahan risiko jatuh menurut RSUP Mohammad Hoesin

(2013) sebagai berikut;

1. Pastikan pagar pengaman tempat tidur terpasang. Jangan membiarkan pagar tempat tidur dalam keadaan tidak terkunci

2. Atur tempat tidur dalam posisi rendah (jika memungkinkan)

3. Pastikan roda tempat tidur dalam posisi terkunci

4. Perhatikan untuk setiap celah yang dapat membuat bagian tubuh pasien terperangkap, lakukan tindakan pencegahan keamanan tambahan, seperti guling

5. Pastikan penerangan lingkungan pasien cukup, terutama saat senja dan malam hari termasuk kamar mandi

6. Beritahu petugas jika lantai licin dan basah, termasuk kamar mandi

7. Jauhkan barang-barang berbahaya disekitar pasien

8. Dekatkan barang-barang kebutuhan pasien sehingga mudah dijangkau

9. Anjurkan keluarga pasien segera memencet bel saat memerlukan bantuan

10. Gunakan alas kaki yang tidak licin saat mobilisasi

11. Anjurkan keluarga untuk selalu mendampingi pasien ditempat tidur

12. Anjurkan pasien mobilisasi bertahap sesuai kemampuannya

13. Anjurkan keluarga untuk selalu mendapingi pasien saat mobilisasi

14. Jangan membiarkan pasien dalam keadaan sendiri

15. Lapor kepada petugas jika akan meninggalkan pasien

 

 

Referensi

Anne, L.G. (2015). Falls: Risk Assessment, Prevention, and Measurement. Pennsylvania:

NPSF Professional Learning Series.

Barak, Y., Robert, C. (2017). Gait Characteristics of Elderly People With a History f Falls: A

Dynamic Approach. J Am Geriatr Soc.

George. (2017). Falls on an Inpatient Rehabilitation Unit: Risk Assessment and Prevention.

Rehabilitation Nursing Journal.4(2), 12-21.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Manajemen Keselamatan Pasien. Pusat

Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Sumber foto : https://pantirapih.or.id/  Diakses tanggal 9 Desember 2024

DOC, PROMKES RSMH

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tren Pacaran Remaja, Gaya dan Dinamika Hubungan di Era Digital

Pengaruh pengharum ruangan bagi kesehatan

TERMINAL LUCIDITY, FENOMENA PASIEN MEMBAIK SEBELUM MENINGGAL