Perawat Sebagai Penulis, Why Not?

 Perawat Sebagai Penulis, Why Not?

Narasumber : Nyimas Sri Wahyuni, Ners, M.Kep, Sp.Kep.A (RSMH Palembang)

Perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan kepada pasien. Perawat sebagai komunikasi antara pasien, keluarga pasien dan dokter. Perawat praktisi lapangan sebagai penulis dan peneliti masih terbatas di Indonesia. Di luar negeri kita akan terbiasa melihat beberapa tulisan – tulisan briliant dari perawat praktisi lapangan dalam mengemukan pendapatnya. Perawat  memainkan peran penting dalam menjadikannya seorang penulis. Perawat dengan menulis dapat membaca lebih banyak bahan bacaan dan dapat menyampaikan aspirasi pikiran dalam bentuk tulisan. Menurut Sloomp (2016) yang terpenting untuk bisa menulis adalah keinginan untuk menjadi seorang penulis.

 


Keinginan tersebut dapat diasah dengan mengetahui langkah-langkah yang dapat dilakukan seseorang untuk menjadi seorang penulis (Allen,2012, yaitu:

a) Pengamatan

Inilah hal terpenting menjadi seorang penulis karena dengan mengamati lingkungan, ide cerita bisa muncul dengan sendirinya. Pengamatan ini akan lebih baik jika dilengkapi dengan ilmu yang melekat pada dirinya sehingga terjadi proses kontemplasi sebelum membuat tulisan.

b) Meniru

Sebagai pemula dalam menulis, perawat tentunya belum mengetahui bagaimana cara memulai menulis artikel. Itu sebabnya, di awal proses menulis, perawat bisa meniru karya orang lain, baik dari sudut pandang plot maupun cara penceritaannya (dari sudut pandang pemutaran perdana atau orang ketiga). Imitasi harus dibedakan dari plagiarisme. Akting berarti melakukan cerita yang sama dalam bahasa Anda sendiri. Tracing adalah reproduksi sempurna dari setiap kata sehingga terlihat persis seperti artikel yang dijiplak.

c) Lebih banyak

Dengan banyak latihan, peniruan akan berubah menjadi proses penjumlahan. Perawat  akan menemukan gaya tulisan mereka sendiri menyusun dirinya sendiri sehingga cerita asli yang disalinnya ditambahkan ke hal-hal lain sesuai dengan imajinasinya. Perawat juga bisa belajar teknik menulis untuk hasil esai yang baik.

Menurut Contingham (2015) ada dua teknik penulisan, yaitu:

a) Menulis dengan cepat (menulis dengan cepat).

Teknik ini dapat digunakan jika penulis memiliki banyak dialog internal, sehingga tidak dapat memutuskan apa yang akan ditulis. Pertama, penulis mengidentifikasi topik yang akan dibahas. Kedua, penulis menetapkan batas waktu berapa lama mereka akan menulis. Ketiga, dalam jangka waktu yang telah ditentukan, penulis harus mencurahkan apa pun yang terlintas di benaknya, terlepas dari pilihan kata, ejaan, atau penulisan ulang gagasan. Keempat, setelah waktu yang ditentukan berlalu, penulis dapat kembali ke tulisan yang mereka tulis dan memilih bagian mana yang akan digunakan atau dihapus.

b) Menulis dengan pengelompokan

Teknik ini dapat digunakan untuk melihat dan membuat hubungan antar ide. Pertama, penulis menempatkan topik yang akan dibahas di tengah-tengah makalah. Kedua, tuliskan semua tentang topik utama dan subtopik untuk sementara waktu. Ketiga, penulis dapat meninjau hubungan antara topik utama dan subtopik serta dapat mencoret hal-hal yang dianggap tidak relevan. Keempat, penulis dapat menuliskan ide-ide yang telah digunakan dalam bentuk kalimat.

Tulisan perawat diciptakan dari peristiwa nyata yang dialami sehari-hari, untuk itu dapat mempertimbangkan beberapa hal (Slomp,2016) yaitu:

a) Pencarian sumber. Jika cerita yang ingin diceritakan adalah kejadian nyata yang menimpa orang lain, penulis harus mempelajari detail kejadian sebelumnya dengan cermat.

b) Berikan perhatian khusus pada karakter. Catat siapa saja yang terlibat dan berperan penting dalam kasus tersebut.

c) Memahami aliran. Aliran acara dapat dimuat maju, mundur atau maju seperti yang diinginkan oleh penulis. Hanya saja alurnya harus berurutan agar pembaca tidak bingung.

 d) Bermain peran sebagai tokoh utama. Penulis dapat membayangkan dirinya sebagai tokoh utama dan menggunakannya sebagai penggerak cerita sehingga pembaca dapat mengetahui pikiran dan perasaan tokoh utama.

 


Referensi:

Allen, D.G., Bowers, B., & Diekelmann, N. (1989). Writing to learn: A

reconceptualization of thinking and writing in the nursing curriculum.

Journal of Nursing Education, 28, 6-11.

Allen, D.g, Bowers, B. (2012). Writing to learn: A reconceptualization of thingking and writing in the nursing curriculum. Journal of Nursing Education, 28, 6-11

Cottingham, C. (2015). Essay wha? Nursing New Zealand, 11(8), 25

Slomp, D.H (2016). Challenges in assessing in the development of writing abality: Theories, constructs and methods. Assessing writing, 17, 91-91

Sumber Gambar: Dokumen pribadi_Nyimassriwahyuni

 

DOC, PROMKES, RSMH

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tren Pacaran Remaja, Gaya dan Dinamika Hubungan di Era Digital

Pengaruh pengharum ruangan bagi kesehatan

TERMINAL LUCIDITY, FENOMENA PASIEN MEMBAIK SEBELUM MENINGGAL