Serba Serbi Obat Golongan Kortikosteroid
Serba Serbi Obat Golongan Kortikosteroid
Narasumber : apt
Eva Yunila,S.Si,MARS (RSMH Palembang)
Beberapa
waktu yang lalu viral berita tentang seorang pengasuh anak yang diam-diam memberikan
obat dexametason tablet pada anak yang
diasuhnya untuk meningkatkan nafsu makan dan menggemukkan badan dan obat tersebut telah diberikan tanpa sepengetahuan
ibunya selama satu tahun terakhir. Akibatnya, anak tersebut mengalami sakit dan
juga moonface. Moon face merupakan kondisi medis yang membuat wajah nampak
bulat dan bengkak akibat penggunaan obat steroid terlalu lama.
Deksametason
adalah obat golongan kortikosteroid.
Tentu kita sering mendengar tentang obat kortikosteroid, bahkan mungkin
pernah menggunakannya. Mudahnya mendapatkan obat ini beresiko membuat
masyarakat menggunakan obat tersebut secara tidak tepat dan tidak rasional.
Penggunaan obat kortikosteroid yang sembarangan , tanpa resep dokter dan dalam
jangka waktu yang lama serta tidak
rasional dapat menimbulkan masalah. Apa
sih bahayanya? Ayo, kita mengenal lebih
dalam tentang obat golongan kortikosteroid agar memahami cara kerja, manfaat
dan efek samping nya karena sangat penting untuk mengenal
obat yang kita minum supaya obat bisa
menjadi penyembuh, bukannya menjadi
racun atau musuh bagi tubuh.
Apa itu Obat golongan Kortikosteroid?
Obat-obat
golongan kortikosteroid adalah kelompok obat yang struktur kimianya menyerupai
hormon steroid alami di dalam tubuh manusia. Obat ini dapat menghambat produksi
zat yang menimbulkan peradangan dalam tubuh, serta bisa bekerja sebagai
imunosupresan dalam menurunkan aktivitas dan kerja sistem imun. Obat-obat
golongan kortikosteroid juga biasa disebut Steroid. Obat golongan
kortikosteroid termasuk golongan obat yang penting dalam dunia pengobatan,
karena memiliki efek yang bermacam-macam, sehingga sering digunakan dalam
berbagai penyakit bahkan ada yang menyebutnya sebagai ‘Obat Dewa’ karena efeknya yang sangat banyak, dapat
mengatasi berbagai penyakit dan gejala,
Yang
termasuk obat golongan kortikosteroid antara lain :
hidrokortison, metilprednisolon, prednisone, deksametason, betametason,
beklometason,mometasone,dll. Mekanisme aksinya mirip satu sama lain, tetapi
mereka berbeda dalam potensi dan lama aksinya
Kegunaan Obat Golongan Kortikosteroid
Obat
golongan kortikosteroid terutama digunakan untuk mengatasi radang pada beberapa
kondisi, seperti alergi, lupus, reumathoid arthritis, dan pemfigus vulgaris,
serta mengobati polip hidung tanpa operasi. Selain
itu, obat ini juga digunakan pada penyakit gangguan sistem kekebalan tubuh
(penyakit autoimun) dan juga dapat
digunakan untuk pasien yang baru menjalani transplantasi organ untuk mencegah
reaksi penolakan tubuh terhadap organ yang dicangkokkan. Obat ini bahkan
digunakan juga pada pasien kanker, yaitu untuk mencegah mual dan muntah akibat
kemoterapi, juga pada terapi kanker itu sendiri sebagai terapi pendukung
kemoterapi.
Obat golongan Kortikosteroid juga digunakan untuk ibu hamil yang memiliki resiko melahirkan prematur, yaitu untuk mematangkan paru-paru janin, sehingga jika harus lahir prematur paru-paru bayi sudah cukup kuat dan bekerja dengan baik.
Mekanisme Kerja Hormon Kortikosteroid
Kortikosteroid
sendiri adalah nama suatu hormon yang dibuat oleh kelenjar adrenal. Kerja
hormon tersebut antara lain :
1. Meningkatkan
pembentukan gula dari protein, sehingga beresiko
meningkatkan kadar gula darah. Karena itu,
orang dengan resiko diabetes dapat mengalami kenaikan kadar gula darah yang
nyata.
2. Mengurai
protein sehingga mengurangi pembentukan protein,termasuk protein yang
diperlukan untuk pembentukan tulang. Akibatnya terjadi osteoporosis atau
keropos tulang, karena matriks protein tulang menyusut. Efek ini juga
menyebabkan gangguan pertumbuhan jika digunakan pada anak-anak dalam jangka
waktu lama.
3. Mempengaruhi
metabolisme lemak tubuh dan distribusinya,sehingga menyebabkan pertambahan
lemak di bagian-bagian tertentu tubuh,yaitu di wajah (jadi membulat), bahu, dan
perut.
4. Mengurangi
menghambat proses radang, sehingga merupakan obat pilihan berbagai penyakit
peradangan. Tetapi, efek anti radangnya ini sering disertai efek gangguan
lambung (perdarahan lambung), karena bekerja dengan menghambat senyawa mediator
radang yang disebut prostaglandin yang juga dibutuhkan untuk melindungi
permukaan lambung.
5. Menghambat reaksi alergi, dan dapat digunakan
pada berbagai reaksi alergi, baik alergi di saluran nafas, kulit (eksim), dan
lain-lain.
6. Menurunkan fungsi jaringan limfa sehingga
menyebabkan berkurangnya dan mengecilnya sel limfosit. Efek ini menyebabkan
menurunnya kekebalan tubuh atau imunosupresan, sehingga pasien mudah terkena
infeksi.
7. Menahan
cairan dan garam tubuh sehingga dapat menyebabkan odem (bengkak berisi cairan),
akibatnya dapat meningkatkan tekanan darah.
Obat-obat golongan kortikosteroid juga memiliki efek-efek seperti hormon kortikosteroid alami tersebut, bahkan bisa lebih kuat karena telah mengalami modifikasi struktur kimianya. Dengan banyaknya efek kortikosteroid, konsekuensinya adalah banyak juga efek sampingnya. Pemberian kortikosteroid umumnya sampai 10 hari. Efek samping ini umumnya baru muncul pada penggunaan yang cukup lama (lebih dari sebulan secara rutin).
Apa saja Efek
Samping Obat golongan Kortikosteroid?
Efek samping obat kortikosteroid
sistemik bergantung dengan dosis dan lama penggunaannya. Pada penggunaan jangka
panjang dengan dosis rendah hingga sedang pun dapat memicu efek samping yang
serius. Efek samping yang dapat terjadi yaitu:
1. Gangguan pada muskuluskeletal
Penggunaan jangka panjang obat ini
dapat meningkatkan kehilangan masa tulang sehingga memicu fraktur atau patah
tulang serta gigi keropos. Selain itu, obat kortikosteroid dapat menyebabkan
miopati atau gangguan pada otot sehingga pasien mengalami nyeri otot.
2. Gangguan metabolik dan endokrin
Obat kortikosteroid meningkatkan
gula darah dan dapat memperparah pada pasien yang memiliki riwayat diabetes.
Selain itu, pasien dapat mengalami sindrom cushing dimana
terjadinya penumpukan lemak seperti pada bagian bahu dan wajah (moon face),
kenaikan berat badan, perubahan kulit dan hipertensi.
3. Infeksi
Pada dosis sedang sampai tinggi
infeksi bakteri, virus dan jamur lebih mudah terjadi karena adanya penurunan
sistem imun.
4. Gangguan kardiovaskular
Obat kortikosteroid dapat memicu
terjadinya penumpukan cairan, udem, kenaikan berat badan, hipertensi dan
aritmia.
5. Gangguan dermatologi
Efek samping dapat terjadi pada
dosis rendah seperti penipisan kulit dan rambut, jerawat, luka sulit sembuh,
ruam kemerahan dan ekimosis.
6. Gangguan optalmologi
Obat kortikosteroid memicu risiko
katarak pada mata serta meningkatkan tekanan darah pada mata sehingga
memperburuk penyakit glukoma.
7. Gangguan gastrointestinal
Obat kortikosteroid meningkatkan
efek samping pada lambung dan usus seperti gastritis, luka dan pendarahan.
8. Gangguan neuropsikiatri
Pasien yang sering mengkonsumsi
obat kortikosteroid biasanya akan muncul perasaan euforia atau cemas, pada awal
pengobatan suasana hati akan bersemangat tapi pada jangka panjang suasana hati
menjadi murung seperti depresi. Selain itu, efek samping yang umum terjadi
yaitu gangguan tidur dan akatisia atau kondisi pasien melakukan gerakan tanpa
henti.
Mengapa Obat Golongan Kortikosteroid tidak boleh dihentikan secara
tiba-tiba?
Obat golongan Kortikosteroid tidak boleh
dihentikan secara tiba-tiba setelah digunakan dalam waktu lama karena dapat
menyebabkan supresi adrenal (gangguan pada kelenjar adrenal) sehingga dapat
menyebabkan ketidakmampuan tubuh untuk mengeluarkan hormon kortikosteroid,
akibatnya dapat terjadi reaksi-reaksi yang tidak diinginkan. Jangan berhenti minum obat kortikosteroid tanpa
berkonsultasi dengan dokter . Jika telah mengonsumsi
obat golongan kortikosteroid selama
lebih dari beberapa minggu, biasanya perlu mengurangi dosis secara bertahap,
Penghentian obat harus perlahan-lahan dengan dosis yang
makin lama makin berkurang disebut juga Tapering
off . Hal
ini harus dilakukan karena selama penggunaan kortikosteroid dari luar, produksi
hormon kortikosteroid secara alami dari
tubuh akan terhenti, maka jika penggunaan dari luar tiba-tiba dihentikan, tubuh
akan kekurangan hormon ini secara normal dan akan terjadi reaksi-reaksi yang
tidak diinginkan. Jika Anda tiba-tiba berhenti mengonsumsi steroid
oral, tubuh
Anda tidak akan memiliki steroid lagi. Hal ini dapat menyebabkan berbagai
gejala putus zat hingga tubuh Anda mulai meMelaksanakan komunikasi, informasi dan edukasi baik secara aktif maupun
pasif kepada tenaga kesehatan lain/pasien/keluarga pasien/masyarakat terkait
sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHPmproduksi lebih banyak steroid alami
dalam beberapa minggu. Gejala putus zat dapat serius dan bahkan mengancam jiwa.
Pemberian kortikosteroid pagi hari
dianjurkan karena efek stimulasi yang dapat mempengaruhi
tidur. Pasien dan anggota keluarga atau pengasuh harus diberi
konseling tentang potensi efek samping tersebut
Dalam beberapa kasus, kortikosteroid merupakan
satu-satunya pilihan obat terbaik, sehingga mau tidak mau harus digunakan.
Untuk itu, yang perlu diperhatikan adalah cara penggunaan yang tepat. Beberapa
cara untuk mensiasati efek samping yang mungkin timbul antara lain :
1.
Pasien dengan resiko diabetes, kurangi asupan
gula/karbohidrat
2.
Untuk mengurangi resiko osteoporosis, tambahlah
suplemen Calcium dan Vitamin D
3.
untuk mengurangi resiko hipertensi, kurangi
asupan garam dalam makanan
4.
untuk mengurangi kegemukan, bisa dilakukan diet
yang sesuai
5.
untuk menghindari terjadinya infeksi, hindarkan
diri dari lingkungan hidup yang kotor dan polusi. Tambahkan suplemen makanan
untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
6.
.untuk menghindari gangguan lambung, minumlah
obat ini setelah makan atau bersama snack, jangan pada saat perut kosong.
Obat kortikosteroid menurut aturannya hanya dapat
diperoleh dengan resep dokter, kecuali yang berbentuk salep. Jika mendapat
resep dokter yang berisi kortikosteroid, pastikan sudah mengetahui
informasi-informasi yang diperlukan tentang obat ini dari Dokter atau Apoteker dan
gunakan sesuai dengan petunjuk Dokter.
Referensi
https://zulliesikawati.blogspot.com/2008/09/awas-keropos-tulang
DOC, PROMKES RSMH
Komentar
Posting Komentar