MENGENAL MALTODEXTRIN : PEMANIS DALAM MINUMAN KEMASAN
MENGENAL MALTODEXTRIN : PEMANIS DALAM MINUMAN KEMASAN
Narasumber : Dessy Susanti, A.Md.Gz ( RSMH Palembang)
Apa itu Maltodextrin? Apakah lebih sehat dari gula murni?
Maltodextrin merupakan salah satu polisakarida yang digunakan
sebagai tambahan yang biasa digunakan sebagai pengental, pengawet, dan juga
pemanis dalam makanan dan minuman kemasan. Maltodextrin berasal dari turunan
amilum atau pati yang terhidrolisis.
Proses pembuatan Maltodextrin melibatkan pemasakan pati jagung,
beras, pati kentang, atau gandum dan penambahan asam atau enzim, seperti
bakteri alfa-amilase yang tahan panas, lalu dipecah oleh enzim sehingga
menghasilkan bubuk putih yang larut dalam air dan memiliki rasa netral.
Maltodextrin diserap dengan cepat sebagai glukosa dan memiliki rasa yang sedikit manis. Paling banyak digunakan dalam produksi minuman karbonasi (bersoda) dan kembang gula.
Manfaat Maltodextrin
Beberapa makanan dan minuman kemasan biasanya menggunakan zat
tambahan dalam proses pembuatannya untuk membuat kualitas produk terjaga dan
lebih awet. Maltodextrin termasuk zat aditif yang biasa digunakan dalam proses
pembuatan makanan dan minuman kemasan. Ada beragam manfaat Maltodextrin, di antaranya:
- Cepat diserap oleh tubuh sebagai energi
- Meningkatkan kinerja fisik saat
berolahraga, seperti futsal, maraton, mendayung, bersepeda, berlari.
- Menjaga
konsistensi dan mempertahankan tekstur makanan atau minuman
- Menjaga
kualitas serta mengawetkan makanan dan minuman kemasan
- Mengentalkan
makanan karena berasal dari pati tumbuhan
- Menambah
volume makanan
Selain dalam industri pangan, Maltodextrin juga dapat digunakan sebagai pengental produk perawatan tubuh, seperti lotion dan shampoo.
Efek Maltodextrin Terhadap Kesehatan
Selain memiliki manfaat dan dikategorikan sebagai
zat aditif yang aman, namun maltodextrin yang dikonsumsi secara berlebihan
memiliki efek samping bagi kesehatan. Berikut beberapa efek maltodextrin:
- Meningkatkan Kadar Gula Darah
Sebagai zat yang cepat diserap oleh tubuh,
maltodextrin berisiko meningkatkan kadar gula darah dengan cepat. Maltodextrin
memiliki indeks glikemik (IG) yang lebih tinggi dari gula meja, yaitu 106-136.
Maltodextrin mudah diserap oleh tubuh, sehingga dapat menyebabkan terjadinya
lonjakan gula darah dengan cepat. Peningkatan kadar gula darah yang cepat dapat
menyebabkan lonjakan produksi insulin.
Tidak seperti karbohidrat kompleks yang memberikan
energi secara perlahan dan berkelanjutan. Seiring berjalannya waktu, hal ini
akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan resistensi insulin.
- Mengganggu Kesehatan Usus
Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi
maltodextrin yang berlebihan berisiko meningkatkan pertumbuhan bakteri
berbahaya termasuk E.Coli, sekaligus menghambat bakteri yang menguntungkan.
Terjadinya gangguan mikrobioma usus dikaitkan dengan penyakit radang usus dan
gangguan pencernaan lainnya.
- Meningkatkan Berat Badan dan Risiko Obesitas
Dengan indeks glikemik yang tinggi dan kandungan
nol kalori, maltodextrin dapat berkontribusi terhadap penambahan berat badan
dan obesitas, jika sering dikonsumsi berlebihan. Dengan nol kalori,
maltodextrin sering dimasukkan ke dalam makanan sebagai makanan “diet”, makanan
ringan, dan soda yang menghasilkan kalori tersembunyi yang memudahkan individu
untuk mengonsumsi lebih banyak daripada yang mereka sadari. Seiring waktu,
kalori ekstra dari maltodextrin, ditambah dengan penyerapan gula yang cepat,
dapat meningkatkan penyimpanan lemak dan penambahan berat badan yang tidak
diinginkan.
- Berpotensi Alergi
Bagi individu yang memiliki alergi terhadap gandum dan jagung, mengonsumsi maltodextrin dapat memberikan reaksi tertentu. Gejala reaksi terkait maltodextrin termasuk kembung, ruam, atau lebih parah anafilaksis (syok alergi). Bagi individu yang sensitive gluten dan memiliki penyakit celiac juga harus berhati-hati karena beberapa produk maltodextrin mengandung gluten yang tidak tertera.
Cara Mengidentifikasi Maltodextrin Pada Makanan
atau Minuman Kemasan
- Periksa Daftar Bahan: Maltodekstrin sering
muncul dalam makanan kemasan, makanan ringan rendah gula, dan bahkan
makanan “sehat”. Hal ini umum terjadi pada produk berlabel rendah lemak
atau bebas gula, yang digunakan untuk menggantikan rasa yang hilang akibat
pengurangan gula atau lemak.
- Hindari Gula Tersembunyi: Berhati-hatilah
terhadap makanan yang tidak mencantumkan gula tambahan tetapi mengandung
maltodekstrin. Ini adalah karbohidrat dengan efek glikemik yang mirip
dengan glukosa, sehingga masih dapat meningkatkan kadar gula darah.
Memilih makanan olahan paling minimal dengan bahan-bahan sederhana (minim zat aditif atau tambahan pangan) lebih aman untuk menghindari potensi risiko kesehatan.
Tips Mengonsumsi Maltodextrin
Maltodextrin yang dikonsumsi sebagai ekstra energi pada
olahragawan atau saat hendak melakukan olahraga yang memerlukan banyak energi
disarankan untuk mengonsumsi dalam batas yang direkomendasikan, yaitu 10 – 30
gram yang diencerkan dalam 200 – 300 ml air.
Namun, bagi individu tanpa aktivitas yang berat disarankan untuk
tidak mengonsumsinya secara berlebihan. Dan direkomendasikan jika memang
terpaksa mengonsumsi, maka memperbanyak asupan makanan segar tinggi serat
seperti sayur-sayuran, buah-buahan dan biji-bijian dengan karbohidrat kompleks.
Referensi:
Adrian, Kevin.
(2024). Maltodextrin dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan. Alodokter.
Artikel kesehatan. Diakses: 18
Januari 2025. Source: https://www.alodokter.com/
Chryssanthopoulos,
et al. (2020). Pre-Exercise Maltodextrin Ingestion and Transient
Hypoglycemia in
Cycling and Running. International Journal of Exercise Science,
13(2), pp. 1691–1704. Diakses: 17
Januari 2025. Source:
Laudisi,
et al. (2019). The Food Additive Maltodextrin Promotes Endoplasmic Reticulum
Stress–Driven Mucus
Depletion and Exacerbates Intestinal Inflammation.
Cellular
and Molecular Gastroenterology and
Hepatology, 7(2), pp. 457–473.
Diakses: 17 Januari 2025. Source:
Laudisi,
F., Stolfi, C., & Monteleone, G. (2019). Impact of Food Additives on Gut
Homeostasis.
Nutrients, 11(10), pp. 2334. Diakses: 17 Januari 2025. Source:
Leal, Karla.
(2024). Maltodextrin: What It’s Used For, How to Take and Side Effects.
Tua
Saude Article. Diakses: 19 Januari
2025.
Source: https://www-tuasaude-com.translate.goog/en/
Sakthi V.
(2024). What Are Maltodextrin Uses? Danger And Health Risks. Online
Article
Plantigo. Diakses: 19 Januari 2025.
Source: https://plantigo.in/blogs/
Veloforte, Team. (2024). What Is Maltodextrine and Why Are
Natural Sources of
Carbohydrates
Better?. Veloforte blog. Diakses: 16 Januari 2025.
Source: https://veloforte.com/blogs/
Referensi
Gambar: https://www.popmama.com/
DOC,
PROMKES,RSMH
Komentar
Posting Komentar