Tatalaksana Hipertermia Anak dirumah
Tatalaksana
Hipertermia Anak dirumah
Narasumber :
NS. Nyimas Sri Wahyuni, M.Kep, Sp.Kep.A ( RSMH Palembang)
Prinsip terpenting dalam
menangani hipertermia pada bayi dan anak-anak adalah menentukan penyebab
hipertermia. Begitu Anda memahami masalahnya, Anda dapat bertindak secara
rasional. Hipertermia ringan, yang dapat terjadi setelah berolahraga pada hari
yang panas, dapat diobati dengan tindakan mandiri seperti minum cairan dan beristirahat di tempat yang
sejuk. Hipertermia yang disebabkan oleh paparan obat sering diobati dengan
menghentikan obat tersebut, tetapi obat lain dapat digunakan untuk mengurangi
hipertermia.
Pantau kondisi anak Anda dengan mengukur suhu tubuhnya secara teratur setiap 4-6 jam. Perhatikan apakah anak Anda gelisah di tempat tidur, sering ketakutan, atau berbicara saat tidur. Selain itu, perhatikan apakah anak Anda melihat ke atas dan apakah ia mengalami kejang. Demam berkepanjangan dan kejang yang menyertainya dapat membahayakan perkembangan otak karena otak kekurangan oksigen. Ketika suplai oksigen ke otak terputus, sel-sel otak mengalami kerusakan. Situasi seperti ini dapat menyebabkan kecacatan seumur hidup berupa gangguan fungsi mental tertentu. Kami membongkar beberapa potong pakaian dan selimut berlebih. Perhatikan aliran udara di dalam ruangan.
Pastikan untuk tetap
terhidrasi dengan baik secara oral dan minum air sebanyak mungkin. Minuman yang
dapat diberikan antara lain air putih, susu (dapat disesuaikan jika terjadi
diare), jus buah, dan teh. Perannya adalah
untuk mengisi kembali cairan tubuh yang menguap saat suhu tubuh meningkat.
Menyusui bayi Anda lebih sering. Jika anak Anda masih balita, Anda bisa
menambahkan air, kaldu ayam, sup sayur, jus buah, dll. Hal ini untuk mencegah dehidrasi ringan yang
disebabkan oleh meningkatnya suhu tubuh. Tidurlah yang cukup untuk memperlambat
metabolisme Anda. Kompres air hangat
pada dahi, ketiak, dan selangkangan. Tujuannya adalah untuk menurunkan suhu
permukaan tubuh anak. Penurunan suhu permukaan tubuh ini terjadi karena panas tubuh digunakan untuk
menguapkan kelembapan pada kompres.
Jangan gunakan air es karena akan
menyempitkan pembuluh darah dan
menyulitkan panas keluar.
Pindahkan anak Anda ke
ruangan dengan sirkulasi udara yang baik. Jika suhu di atas normal tetapi belum
demam (37,5-38°C), jangan berikan antipiretik. Pastikan Anda merasa nyaman di
ruangan dengan suhu normal, mengenakan pakaian normal (tidak menutupi tubuh),
dan minum banyak cairan. Secara umum, suhu tubuh seseorang naik pada sore dan
malam hari, lalu turun antara tengah malam hingga fajar. Jika anak Anda merasa
tidak sehat, berikan kompres hangat. Suhu tubuh Anda akan turun dalam waktu
30-45 menit. Untuk melakukan ini, lepaskan semua pakaian bayi Anda, bersihkan
seluruh tubuhnya dengan handuk yang
dibasahi air hangat, lalu keringkan. Ulangi beberapa kali hingga suhunya
turun. Mandikan bayi Anda dengan air hangat jika perlu. Jangan sekali-kali
minum alkohol, karena dapat memasuki aliran darah melalui kulit dan merusak
jaringan saraf.
Perawatan modern yang dapat
dilakukan untuk menurunkan demam akibat revaksinasi atau infeksi ringan antara
lain pemberian antipiretik dan pengobatan dengan Teknik Kanguru (PMC). Seperti
pada penelitian Hartini (2011). Penelitiannya mengamati kontak kulit ke kulit
pada bayi berusia antara 1 dan 11 bulan, dengan ibu telanjang dan menggendong
bayi di dadanya dan payudara ibu. Dan bila dipakai, bungkus dengan kain dan
tutupi dengan pakaian longgar atau pakaian selama kurang lebih satu jam. Desain
penelitian menggunakan kuasi eksperimen
dan kelompok kontrol nonekuivalen sebelum dan sesudah pengujian. Sampel
penelitian terdiri dari 15 bayi dalam kelompok kontrol (tanpa PMK) dan 15 bayi
dalam kelompok intervensi (PMK). Terdapat perbedaan yang signifikan pada suhu
tubuh sebelum dan sesudah perawatan FMD, dengan nilai P sebesar 0,000. Oleh
karena itu, implikasi keperawatan yang disarankan oleh pemberian antipiretik
bersamaan dengan PMK dapat digunakan sebagai intervensi untuk menurunkan demam
pada bayi.
Sumber Gambar: Doc Pribadi
Referensi:
Ismoedijanto, I. (2016). Demam pada Anak. Sari Pediatri,
2(2), 103. https://doi.org/10.14238/sp2.2.2000.103-8
Kania, Nia dan Handiarsa, A. (2016). Penatalaksanaan Demam
Pada Anak. Universitas Indonesia, 1–7. http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/
penata -laksanaan_demam_ pada_anak.pdf
Manullang, P. S. (2020).
Implementasi Asuhan Keperawatan. Osf.Io, 2001, 1–7.
https://osf.io/md3qj/download
PPNI. (2017a). Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia (1st ed.).
PPNI. (2017b). Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia (1st ed.).
Reichenbach, A., Bringmann,
A., Reader, E. E., Pournaras, C. J., Rungger-Brändle, E., Riva, C. E.,
Hardarson, S. H., Stefansson, E., Yard, W. N., Newman, E. A., & Holmes, D.
(2019). PENGARUH Pemberian Kompres Aloe Vera Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak
Demam Usia 3-6 TAHUN DI PUSKESMAS NUSUKAN. Progress in Retinal and Eye
Research, 561(3), S2–S3.
DOC,PROMKES,RSMH
Komentar
Posting Komentar