Mengenal Mekanisme Kehilangan Panas Anak

 

Mengenal Mekanisme Kehilangan Panas Anak

Narasumber : Ns. Nyimas Sri Wahyuni, M.Kep, Sp.Kep.A ( RSMH Palembang)

 

Kehilangan dan produksi panas terjadi secara bersamaan. Mekanisme kehilangan panas  adalah radiasi, konduksi, konveksi, dan penguapan. Radiasi (60%) adalah perpindahan panas dari satu permukaan  ke permukaan lain tanpa kontak langsung antara keduanya. Ketika perbedaan suhu antara dua benda meningkat, radiasi juga meningkat. Sebaliknya, jika lingkungan lebih hangat daripada kulit, tubuh  menyerap panas melalui radiasi. Posisi klien  meningkatkan hilangnya panas radiasi (berdiri meningkatkan luas permukaan radiasi, jongkok mengurangi panas radiasi). Melepas pakaian dan selimut memungkinkan panas menghilang melalui radiasi. Menutupi tubuh dengan kain tebal dan gelap mengurangi kehilangan panas  melalui radiasi (Potter & Perry, 2010).

Konduksi (2%) adalah perpindahan panas  melalui kontak langsung antara dua benda. Benda padat, cair, dan gas memindahkan panas melalui kontak. Ketika kulit  hangat bersentuhan dengan benda dingin,  panas akan hilang. Hanya sebagian kecil kehilangan panas terjadi melalui konduksi. Memandikan pasien dengan kain  dingin  meningkatkan kehilangan panas konduktif. Saat Anda menyentuh benda yang lebih panas daripada suhu kulit Anda, tubuh Anda memperoleh panas melalui konduksi (menggunakan bantalan akuatermi)..

Konveksi (10%) adalah perpindahan panas melalui pergerakan udara, contohnya adalah kipas angin. Ketika kulit lembap terkena udara yang bergerak, kehilangan panas konveksi meningkat. Penguapan (30%) adalah hilangnya air dari kulit dan memfasilitasi perpindahan panas tubuh melalui keringat, dll. Untuk setiap gram air yang diuapkan, 0,58 kalori panas tubuh hilang. Tubuh terus-menerus kehilangan panas  melalui penguapan. Setiap hari, sekitar 450-600 cc air  menguap melalui kulit dan paru-paru, mengakibatkan hilangnya hidrasi dan panas. Berkeringat meningkatkan penguapan tubuh Anda. Ketika suhu tubuh meningkat, hipotalamus anterior memberi sinyal pada kelenjar keringat untuk mengeluarkan keringat melalui saluran kecil (pori-pori) di permukaan kulit. Keringat menguap dan panas hilang.

Selama aktivitas fisik, saat detak jantung Anda tinggi, atau saat Anda sedang stres mental, berkeringat membantu menghilangkan kelebihan panas metabolisme. Berkeringat adalah keringat yang terlihat dan biasanya terjadi pada dahi dan dada bagian atas, namun dapat juga terjadi pada bagian tubuh lainnya (Potter & Perry, 2010; Yunanto, 2010; Thomas, (2008).

Sistem yang mengatur suhu tubuh terdiri dari tiga bagian penting: sensor yang terletak di  permukaan tubuh dan di batang tubuh, integrator yang terletak di hipotalamus, dan sistem efektor yang dapat mengatur produksi dan pembuangan panas. Sebagian besar sensor atau reseptor sensorik terletak di kulit. Kulit memiliki lebih banyak reseptor yang mendeteksi suhu dingin daripada suhu hangat. Oleh karena itu, sensor kulit dapat mendeteksi suhu dingin lebih efisien daripada suhu hangat. Ketika kulit seluruh tubuh menjadi dingin, terjadi tiga proses  fisiologis yang  meningkatkan suhu tubuh. Pertama, menggigil meningkatkan produksi panas. Kedua, sekresi keringat terhambat, sehingga mengurangi hilangnya panas. Ketiga, vasokonstriksi mengurangi kehilangan panas (Kozier, 2011).

Integrator hipotalamus, atau pusat pengaturan suhu batang tubuh, terletak di area preoptik hipotalamus. Ketika sensor  di hipotalamus mendeteksi  panas, mereka mengirimkan sinyal untuk menurunkan suhu tubuh Anda. h. Mengurangi pembentukan panas dan meningkatkan pembuangan panas. Saat sensor udara dingin terstimulasi, ia mengirimkan sinyal untuk meningkatkan produksi panas dan mengurangi pembuangan panas. Sinyal  dari reseptor  dingin di hipotalamus menginduksi faktor efektor seperti vasokonstriksi, menggigil, dan pelepasan adrenalin, yang  meningkatkan metabolisme sel dan produksi panas. Ketika reseptor peka panas di hipotalamus terstimulasi, sistem efektor mengirimkan sinyal yang  memicu  keringat dan vasodilatasi. Lebih jauh lagi, ketika sistem ini dirangsang, orang tersebut secara sadar membuat penyesuaian yang tepat. Misalnya, saat cuaca dingin, Anda kenakan pakaian berlapis, dan saat cuaca panas, Anda nyalakan kipas angin.

 

Sumber Gambar: Doc Pribadi

Referensi:

Aliya, A. H. 2019. Jurnal Kesehatan. Gambaran Penurunan Suhu Tubuh dengan Kompres Hangat dan Kompres Aloe Vera pada Anak dengan Demam.

 (pp.1– 7).

Andreinie, R. 2016. Analisis Efektivitas Kompres Hangat terhadap penurunan Nyeri Persalinan. Temu Ilmiah Hasil Penelitian Dan pengabdian Masyarakat.2 (1): 311 – 317.

Arifuddin, A. 2017. Analisis Faktor Risiko Kejadian Kejang Demam di RuangPerawatan Anak RSU Anutapura Palu. Journal of Chemical Information and Modeling. 53 (9): 287.

DOC, PROMKES,RSMH

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tren Pacaran Remaja, Gaya dan Dinamika Hubungan di Era Digital

Pengaruh pengharum ruangan bagi kesehatan

KORUPSI DISEKTOR KESEHATAN, TANTANGAN DAN UPAYA PENCEGAHANNYA