Tidur Sambil Berjalan: Gangguan Tidur atau Fenomena Alamiah

 

Tidur Sambil Berjalan: Gangguan Tidur atau Fenomena Alamiah?

Narasumber :  Elsa Savitrie, SKM ,M.Kes ( RSMH Palembang)

 


Tidur sambil berjalan, atau yang dikenal dengan istilah somnambulisme, merupakan fenomena yang menarik perhatian banyak orang. Kejadian ini ditandai dengan perilaku berjalan atau melakukan aktivitas tertentu dalam keadaan tidur, tanpa disertai kesadaran penuh terhadap tindakan tersebut. Fenomena ini sering kali terjadi pada anak-anak, namun juga dapat dialami oleh orang dewasa. Dalam makalah ini, kita akan membahas secara mendalam mengenai tidur sambil berjalan, penyebab, gejala, dampak, serta apakah kondisi ini dapat dianggap sebagai suatu penyakit.

Somnambulisme adalah gangguan tidur yang termasuk dalam kategori parasomnia, yaitu kondisi abnormal yang terjadi saat tidur. Seseorang yang mengalami somnambulisme dapat berjalan, berbicara, atau melakukan aktivitas lainnya sembari tetap dalam keadaan tidur. Tidur sambil berjalan biasanya terjadi dalam tahap tidur non-REM, khususnya tahap 3 dan 4, di mana aktivitas otak berada pada tingkat yang lebih rendah.

Penyebab Tidur Sambil Berjalan

Tidur sambil berjalan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:

1. Genetik

Riwayat keluarga dapat mempengaruhi kemungkinan seseorang mengalami somnambulisme. Jika salah satu anggota keluarga memiliki riwayat tidur sambil berjalan, kemungkinan anggota keluarga lainnya juga akan mengalaminya.

2. Stres

Stres emosional dan kecemasan dapat memicu kejadian tidur sambil berjalan. Kondisi mental yang tidak stabil dapat mengganggu pola tidur.

3. Kekurangan tidur

Kurangnya waktu tidur yang berkualitas dapat menyebabkan gangguan tidur, termasuk somnambulisme.

4. Konsumsi obat-obatan

Beberapa jenis obat, termasuk obat antidepresan dan obat penenang, dapat memicu perilaku tidur sambil berjalan.

5. Kondisi medis

Penyakit tertentu, seperti sleep apnea, dapat mempengaruhi pola tidur dan menyebabkan somnambulisme.

Gejala Tidur Sambil Berjalan

Gejala utama dari somnambulisme adalah:

1. Berjalan atau melakukan aktivitas lain saat tidur.

2. Tidak ingat akan kejadian tersebut setelah terbangun.

3. Perilaku dapat bervariasi dari berjalan ke aktivitas yang lebih kompleks, seperti membuka pintu atau pergi ke tempat lain.

4. Seseorang yang terserang mungkin tampak terjaga tetapi tidak merespon komunikasi.

Dampak Tidur Sambil Berjalan

Tidur sambil berjalan dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap individu maupun lingkungan sekitarnya. Beberapa dampak tersebut antara lain:

1.        Risiko Cedera: Individu yang tidur sambil berjalan berisiko mengalami kecelakaan atau cedera, baik akibat terjatuh, menabrak objek di sekitarnya, atau bahkan keluar rumah tanpa kesadaran.

2.        Gangguan Tidur: Somnambulisme dapat mengganggu kualitas tidur dan mengakibatkan rasa lelah di siang hari.

3.        Ketidaknyamanan Sosial: Tidur sambil berjalan dapat menimbulkan kekhawatiran bagi orang lain yang mungkin melihat perilaku tersebut, menyebabkan rasa takut atau kekhawatiran.

Apakah Tidur Sambil Berjalan Suatu Penyakit?

Meskipun tidur sambil berjalan bukanlah penyakit dalam arti tradisional, kondisi ini dapat dianggap sebagai gangguan tidur. Somnambulisme sering kali tidak memerlukan pengobatan jika kejadian tersebut jarang terjadi dan tidak berdampak serius pada kehidupan sehari-hari. Namun, jika sering terjadi atau menyebabkan cedera, konsultasi dengan profesional medis atau ahli tidur sangat dianjurkan untuk menilai risiko dan mencari solusi yang tepat.

Penanganan dan Perawatan

Untuk mengatasi somnambulisme, beberapa langkah dapat diambil:

1.        Tidur yang cukup: Memastikan kualitas dan kuantitas tidur yang baik dapat membantu mengurangi frekuensi somnambulisme.

2.      Mengurangi stres: Teknik relaksasi, seperti meditasi dan yoga, dapat membantu mengurangi stres yang mungkin memicu tidur sambil berjalan.

3.      Lingkungan yang aman: Mengatur lingkungan tidur yang aman dengan menghilangkan benda tajam atau rintangan di sekitar tempat tidur.

4.      Terapi perilaku: Dalam beberapa kasus, terapi perilaku dapat membantu individu mengatasi masalah yang menyebabkannya tidur sambil berjalan.

Kapan harus ke dokter 

·       Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda atau anak Anda mengalami keluhan dan gejala seperti yang telah disebutkan di atas, terutama jika sering terjadi dan sudah mengganggu kegiatan sehari-hari, serta membahayakan diri sendiri atau orang lain.

·      Anda juga harus melakukan kontrol ke dokter jika memiliki penyakit atau kondisi yang berkaitan dengan penyakit tidur berjalan, seperti sindrom kaki gelisah atau sleep apnea.

·    Jika Anda sudah didiagnosis menderita penyakit tidur berjalan dan diberikan penanganan, lakukan kontrol secara rutin. Selain untuk memantau efektivitas penanganan, pemeriksaan rutin ini juga bertujuan untuk menurunkan risiko terjadinya komplikasi.

 

Referensi

https://www.google.com/search?q=penyakit+berjalan+sambil+tidur+berbahayakah

https://tirto.id/mengenal-gangguan-tidur-sambil-berjalan-atau-sleepwalking-ek7J#google_vignette

https://www.halodoc.com/artikel/ini-bahaya-gangguan-tidur-berjalan-jika-tidak-diatasi

American Academy of Sleep Medicine. (2023). Sleep Disorders.

Carney, C. E., & Arnedt, J. T. (2014). The impact of sleep disorders on health-related quality of life.

Kales, A., & Kales, J. (2020). Sleep Walking: A review. Sleep Medicine Clinics.

 

Referensi Gambar

https://tirto.id/mengenal-gangguan-tidur-sambil-berjalan-atau-sleepwalking

ek7J#google_vignette

DOC,PROMKES,RSMH

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengaruh pengharum ruangan bagi kesehatan

Tren Pacaran Remaja, Gaya dan Dinamika Hubungan di Era Digital

TERMINAL LUCIDITY, FENOMENA PASIEN MEMBAIK SEBELUM MENINGGAL