Kenali Bahaya Alergi Obat dan Penanganannya
Kenali Bahaya Alergi Obat dan
Penanganannya
Narasumber :
Elsa Savitrie, SKM, M.Kes ( RSMH Palembang)
Alergi obat merupakan reaksi yang tidak diinginkan dan merugikan ketika seseorang mengonsumsi obat tertentu. Alergi obat dapat terjadi pada siapa pun, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, dan dapat bervariasi dalam tingkat keparahan. Bahaya alergi obat tidak boleh dianggap remeh, karena dapat menyebabkan reaksi yang berpotensi fatal jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
Gejala Alergi Obat
Gejala alergi obat dapat
bervariasi dari ringan hingga parah, tergantung pada tingkat sensitivitas
seseorang terhadap obat tersebut. Beberapa gejala umum yang sering muncul pada
alergi obat meliputi:
1.
Reaksi
Kulit:
Ø Ruam: Kemerahan atau bintik-bintik pada kulit.
Ø Gatal: Rasa gatal yang muncul akibat reaksi
alergi.
Ø Urtikaria (Biduran): Benjolan merah yang terasa
gatal.
2.
Reaksi
Sistemik:
Ø Sesak Napas: Kesulitan bernapas akibat
pembengkakan saluran pernapasan.
Ø Anaphylaxis: Reaksi alergi yang parah dan
berpotensi fatal, ditandai dengan penurunan tekanan darah, kesulitan bernapas,
dan kehilangan kesadaran.
3.
Gejala
Lainnya:
Ø Mual dan Muntah: Gangguan pencernaan akibat
alergi.
Ø Demam: Suhu tubuh yang meningkat sebagai reaksi tubuh terhadap obat.
Gejala alergi obat biasanya muncul dalam beberapa menit hingga beberapa jam setelah mengonsumsi obat tersebut. Penting untuk segera menghentikan penggunaan obat dan berkonsultasi dengan ahli medis jika mengalami gejala alergi obat.
Bahaya Alergi Obat
Tidak semua orang
memiliki respon alergi yang sama terhadap obat tertentu, namun ada risiko besar
yang terkait dengan alergi obat.
Beberapa bahaya alergi
obat yang perlu diwaspadai antara lain:
1. Anafilaksis:
Merupakan
reaksi alergi yang sangat serius dan dapat mengancam nyawa. Anafilaksis dapat
menyebabkan penurunan tekanan darah, kesulitan bernapas, dan bahkan kematian
jika tidak segera ditangani.
2. Reaksi kulit yang parah:
Beberapa
obat dapat menyebabkan reaksi kulit yang parah seperti sindrom Stevens-Johnson
atau toksik epidermis nekrolisis, yang dapat mengakibatkan kondisi medis yang
mematikan.
3. Efek samping jangka panjang:
Alergi obat yang tidak ditangani dengan baik dapat meningkatkan risiko efek samping jangka panjang pada tubuh, seperti kerusakan organ atau gangguan sistem kekebalan tubuh.
Penanganan Alergi Obat
Penanganan
alergi obat melibatkan beberapa langkah yang penting:
1.
Hentikan
Penggunaan Obat:
Ø Segera hentikan penggunaan obat yang dicurigai
menyebabkan reaksi alergi.
2.
Konsultasi
Medis:
Ø Segera
konsultasikan dengan dokter atau tenaga medis untuk mendapatkan diagnosis dan
penanganan yang tepat.
3.
Pengobatan
Simptomatik:
Ø Dokter mungkin meresepkan antihistamin untuk
meredakan gejala, atau kortikosteroid untuk
mengurangi peradangan.
4.
Penyimpanan
Catatan Alergi:
Ø Penting untuk menyimpan catatan alergi obat
dalam riwayat kesehatan pasien agar dokter
lainnya dapat menghindari resep obat yang sama di masa depan.
5.
Pendidikan
Pasien:
Ø Edukasi pasien tentang cara mengenali gejala
alergi obat dan pentingnya melaporkan reaksi
kepada tenaga kesehatan.
6.
Penanganan
Darurat:
Ø Untuk reaksi anaphylactic, penggunaan epinefrin
autoinjector (EpiPen) harus dilakukan, dan
pasien harus dibawa ke rumah sakit segera
Ø Pencegahan terhadap alergi obat juga dapat
dilakukan dengan membaca informasi pada kemasan
obat, mengikuti instruksi penggunaan yang diberikan oleh dokter, dan selalu
berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum mengonsumsi obat baru.
Faktor risiko
alergi obat
Tidak semua orang akan
mengalami reaksi alergi akibat obat-obatan. Ada dugaan, seseorang lebih
berisiko mengalami alergi obat bila memiliki sejumlah faktor berikut:
- Menderita alergi jenis lain,
misalnya rhinitis alergi atau
alergi terhadap makanan
- Memiliki anggota keluarga yang alergi
terhadap obat tertentu
- Menggunakan obat tertentu secara berulang,
dalam jangka panjang, atau dalam dosis tinggi
- Menderita penyakit yang sering dikaitkan dengan munculnya reaksi alergi, seperti infeksi HIV dan virus Epstein Barr
Jenis-jenis
obat yang bisa menyebabkan reaksi alergi
Hampir semua obat bisa
memicu reaksi alergi. Namun, ada beberapa obat yang sering memicu reaksi
alergi, yaitu:
- Antibiotik, seperti
penisilin dan sulfa
- Pereda nyeri golongan antiinflamasi nonsteroid (NSAID),
seperti aspirin, ibuprofen, dan naproxen
- Antikejang (antikonvulsan),
seperti carbamazepine dan lamotrigin
- Obat-obatan untuk penyakit autoimun
- Obat-obatan kemoterapi
Kapan
harus ke dokter
Hentikan penggunaan obat
dan segera ke dokter atau
IGD rumah sakit jika Anda mengalami gejala alergi seperti yang disebutkan di
atas setelah mengonsumsi obat. Terlebih, jika Anda mengalami gejala syok
anafilaksis yang berupa:
- Kesulitan bernapas
- Kebiruan pada kulit
- Tekanan darah menurun
- Mual, muntah, kram perut, atau diare
- Denyut nadi terasa lambat atau cepat
- Kejang
- Linglung
- Pingsan
Syok anafilaksis merupakan kondisi darurat yang dapat berakibat fatal, karena bisa menyebabkan gangguan pada fungsi organ-organ tubuh. Kondisi ini membutuhkan penanganan secepat mungkin.
Diagnosis
Alergi Obat
Dokter akan melakukan
tanya jawab seputar keluhan yang dialami pasien, obat yang digunakan, riwayat
alergi, dan riwayat kesehatan pasien. Selanjutnya, dokter akan melakukan
pemeriksaan fisik.
Jika dibutuhkan, dokter
akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui secara lebih spesifik
jenis bahan yang menimbulkan reaksi alergi obat pada pasien. Pemeriksaan
tersebut dapat berupa:
- Tes kulit (skin
test)
Tes kulit untuk alergi menggunakan sampel obat yang dicurigai memicu reaksi alergi. Zat dalam obat tersebut akan dipaparkan ke kulit dengan cara ditempelkan atau melalui tusukan jarum. Pasien dinyatakan positif alergi bila kulit memerah, gatal, atau muncul bentol.
- Tes darah
Tes ini bertujuan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya kondisi lain yang berpotensi menyebabkan gejala yang dialami pasien.
Penatalaksanaan mandiri yang dapat dilakukan di
rumah?
Langkah terbaik yang dapat Anda lakukan untuk mencegah alergi
obat adalah berhenti minum obat yang menjadi pemicunya, dan periksakan diri
Anda ke dokter. Pemeriksaan sedini mungkin bisa mencegah reaksi alergi parah di
masa yang akan datang.
Apabila mengalami alergi obat dengan gejala ringan, maka
dapat melakukan perawatan mandiri di rumah. Cara mengatasi alergi obat, di
antaranya dengan mandi air dingin, memberi kompres dingin atau mengoleskan
losion calamine pada kulit atau area tubuh yang terasa gatal
dan muncul ruam, serta konsumsi obat antihistamin.
Dengan pemahaman yang baik tentang gejala, bahaya, dan penanganan alergi obat, kita dapat menjaga kesehatan dan keselamatan saat mengonsumsi obat-obatan.
Referensi
"Adverse Drug
Reactions and Drug Allergies" Clinical Reviews in Allergy & Immunology
https://www.alodokter.com/alergi-obat
https://www.halodoc.com/artikel/7-tanda-seseorang-kena-alergi-obat?srsltid=AfmBOoqhbJp8HBiZ-oT0jQRtc3IO1VqGI0uX-JCI3RL4A0L4fQdEnTGt
Referensi
Gambar :
https://www.alodokter.com/alergi-obat
DOC,PROMKES,RSMH
Komentar
Posting Komentar