Hipertensi, Faktor Resiko, dan Cara Pencegahannya

 

Hipertensi, Faktor Resiko, dan Cara Pencegahannya

Narasumber : : Ardiansyah, SKM, MM ( RSMH Palembang)

 

 


Hipertensi adalah faktor risiko ketiga terbesar yang menyebabkan kematian dini, terjadinya gagal jantung serta penyakit gangguan otak. Hipertensi dikenal sebagai the killer disease dan the heteregeneous group of disease. Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat di Indonesia dan beberapa negara di dunia. Diperkirakan ± 80% kenaikan kasus hipertensi dari 639 juta pada tahun 2000 akan terjadi di negara berkembang pada tahun 2025.Hipertensi dapat menyerang siapa saja dari berbagai kelompok umur,sosial dan ekonomi. Dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi menjadi lebih besar, hal tersebut disebabkan oleh perubahan struktur pada pembuluh darah besar, sehingga lumen menjadi lebih sempit dan dinding pembuluh darah menjadi lebih kaku, sebagai akibatnya tekanan darah sistolik meningkat (Lisiswanti & Dananda, ____ )

Data WHO tahun 2015 menunjukkan sekitar 1,13 miliar orang di dunia menyandanghipertensi, yang berarti 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah ini akan terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang yangterkena hipertensi, menurut perkiraan ada 10,44 juta orang akan meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya di setiap tahun. Dengan bertambahnya usia, risiko hipertensi menjadi lebih besar, ini disebabkan adanya perubahan strukur pada pembuluh darah besar sehingga lumen menjadi sempit dan dindingpembuluh darah menjadi lebih kaku dan tekanan darah sistolik meningkat (Telaumbanua & Rahayu, _____)

Di Indonesia terjadi peningkatan prevalensi hipertensi. Secara keseluruhan prevalensi hipertensi di Indonesia tahun 2015 sebesar 26,5%. Pada tahun 2015 menjelaskan bahwa prevalensi hipertensi berkisar antara 17-22%. Prevalensi hipertensi yang ditentukan berdasarkan kriteria ambang hipertensi (Bordeline Hypertension) yaitu tekanan darah dengan rentang 141/91-159/94 mmHg, diperkirakan 4,8-18,8% (Hamria, et.al, 2020)

Ada beberapa faktor hipertensi yaitu Faktor risiko yang tidak dapat diubah dan Faktor risiko yang dapat diubah.

Menurut Widiyanto, et. al,  2020, faktor risiko yang tidak dapat diubah antara lain usia, jenis kelamin dan genetic :

a.       Usia

Usia mempengaruhi terjadinya hipertensi, dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi menjadi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi dikalangan usia lanjut cukup tinggi, yaitu sekitar 40%, dengan kematian sekitar di atas usia 65 tahun. Tingginya hipertensi sejalan dengan bertambahnya umur yang disebabkan oleh perubahaan struktur pada pembuluh darah besar, sehingga lumen menjadi lebih sempit dan dinding pembuluh darah menjadi lebih kaku, sebagai akibatnya terjadi peningkatan tekanan darah sistolik. (Kemenkes.RI, 2014).

b.      Jenis Kelamin

Faktor gender berpengaruh pada terjadinya hipertensi, dimana pria lebih banyak yang menderita hipertensi dibandingkan wanita, dengan rasio sekitar 2,29 untuk peningkatan tekanan darah sistolik. Pria diduga memiliki gaya hidup yang cenderung dapat meningkatkan tekanan darah dibandingkan dengan wanita. Namun, setelah memasuki menopause, prevalensi hipertensi pada wanita meningkat. Setelah usia 65 tahun, terjadinya hipertensi pada wanita lebih meningkat dibandingkan dengan pria yang diakibatkan faktor hormonal.

c.       Keturunan (Genetik)

Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan) juga mempertinggi risiko terkena hipertensi, terutama pada hipertensi primer (essensial). Tentunya faktor genetik ini juga dipenggaruhi faktor-faktor lingkungan, yang kemudian menyebabkan seorang menderita hipertensi. Faktor genetik juga berkaitan dengan metabolisme pengaturan garam dan renin membrane sel. Menurut Davidson bila kedua orang tuanya menderita hipertensi, maka sekitar 45% akan turun ke anak-anaknya dan bila salah satu orang tuanya yang menderita hipertensi maka sekitar 30% akan turun ke anak-anaknya

Sedangkan Faktor risiko yang dapat diubah: faktor risiko penyakit jantung koroner yang  diakibatkan perilaku tidak sehat dari penderita hipertensi antara lain merokok, diet rendah serat, kurang aktifitas gerak, berat badan berlebihan/kegemukan,  komsumsi alkohol, hiperlipidemia atau hiperkolestrolemia, stress dan komsumsi garam berlebih sangat berhubungan berat dengan hipertensi

Dilansir dari laman WHO, perubahan gaya hidup dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi dan dapat membantu siapa pun yang menderita hipertensi. Banyak orang yang melakukan perubahan ini masih perlu minum obat. Perubahan gaya hidup ini dapat membantu mencegah dan menurunkan tekanan darah tinggi yaitu dengan :

1.      Melakukan :

a.       Makan lebih banyak sayuran dan buah-buahan.

b.      Kurangi duduk.

c.       Lebih aktif secara fisik, yang dapat mencakup berjalan kaki, berlari, berenang, menari, atau aktivitas yang membangun kekuatan, seperti angkat beban.

d.      Lakukan setidaknya 150 menit per minggu aktivitas aerobik intensitas sedang atau 75 menit per minggu aktivitas aerobik berat.

e.       Lakukan latihan membangun kekuatan 2 hari atau lebih setiap minggunya.

f.        Menurunkan berat badan jika Anda kelebihan berat badan atau obesitas.

g.      Minum obat sesuai resep ahli kesehatan Anda.

h.      Tepati janji temu dengan ahli kesehatan Anda.

2.      Jangan:

a.       Makan terlalu banyak makanan asin (usahakan kurang dari 2 gram per hari)

b.      Makan makanan tinggi lemak jenuh atau trans

c.       Merokok atau menggunakan tembakau

d.      Minum terlalu banyak alkohol (maks 1 gelas setiap hari untuk wanita, 2 untuk pria)

e.       Melewatkan atau berbagi obat.

 

Referensi

Hamria, et.al, 2020, Hubungan Pola Hidup Penderita Hipertensi Dengan Kejadian Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Batalaiworu Kabupaten Muna, Jurnal Keperawatan, Poltekes Kemenkes Kendari

Telaumbanua & Rahayu, _____ , Penyuluhan Dan Edukasi Tentang Penyakit Hipertensi, Jurnal Abdimas Saintika Volume 3 Nomor 1

Lisiswanti & Dananda, ____ , Upaya Pencegahan Hipertensi, Bagian Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Widiyanto, et. al, 2020, Pendidikan Kesehatan Pencegahan Hipertensi, Jurnal Empathy, Volume 1, No 2, Desember 2020, hlm 96-190

https://www-who-int.translate.goog/news-room/fact-sheets/detail/hypertension?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc, diakses tanggal 17 Mei 2024

Sumber gambar : https://lifestyle.kompas.com/read/2020/02/19/152841420/efek-tekanan-darah-tinggi-pada-organ-tubuh?page=all, diakses tanggal 17 Mei 2024

DOC, PROMKES RSMH

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tren Pacaran Remaja, Gaya dan Dinamika Hubungan di Era Digital

Pengaruh pengharum ruangan bagi kesehatan

KORUPSI DISEKTOR KESEHATAN, TANTANGAN DAN UPAYA PENCEGAHANNYA