Hipertensi, Faktor Resiko, dan Cara Pencegahannya
Hipertensi,
Faktor Resiko, dan Cara Pencegahannya
Narasumber
: : Ardiansyah, SKM, MM ( RSMH Palembang)
Data
WHO tahun 2015 menunjukkan sekitar 1,13 miliar orang di dunia
menyandanghipertensi, yang berarti 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis
hipertensi. Jumlah ini akan terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada
tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang yangterkena hipertensi, menurut perkiraan
ada 10,44 juta orang akan meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya di
setiap tahun. Dengan bertambahnya usia, risiko hipertensi menjadi lebih besar,
ini disebabkan adanya perubahan strukur pada pembuluh darah besar sehingga
lumen menjadi sempit dan dindingpembuluh darah menjadi lebih kaku dan tekanan
darah sistolik meningkat (Telaumbanua & Rahayu, _____)
Di
Indonesia terjadi peningkatan prevalensi hipertensi. Secara keseluruhan
prevalensi hipertensi di Indonesia tahun 2015 sebesar 26,5%. Pada tahun 2015
menjelaskan bahwa prevalensi hipertensi berkisar antara 17-22%. Prevalensi
hipertensi yang ditentukan berdasarkan kriteria ambang hipertensi (Bordeline
Hypertension) yaitu tekanan darah dengan rentang 141/91-159/94 mmHg,
diperkirakan 4,8-18,8% (Hamria, et.al, 2020)
Ada
beberapa faktor hipertensi yaitu Faktor risiko yang tidak dapat diubah dan
Faktor risiko yang dapat diubah.
Menurut
Widiyanto, et. al, 2020, faktor
risiko yang tidak dapat diubah antara lain usia, jenis kelamin dan genetic :
a. Usia
Usia mempengaruhi
terjadinya hipertensi, dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi
menjadi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi dikalangan usia lanjut cukup
tinggi, yaitu sekitar 40%, dengan kematian sekitar di atas usia 65 tahun.
Tingginya hipertensi sejalan dengan bertambahnya umur yang disebabkan oleh
perubahaan struktur pada pembuluh darah besar, sehingga lumen menjadi lebih
sempit dan dinding pembuluh darah menjadi lebih kaku, sebagai akibatnya terjadi
peningkatan tekanan darah sistolik. (Kemenkes.RI, 2014).
b. Jenis
Kelamin
Faktor gender berpengaruh
pada terjadinya hipertensi, dimana pria lebih banyak yang menderita hipertensi
dibandingkan wanita, dengan rasio sekitar 2,29 untuk peningkatan tekanan darah
sistolik. Pria diduga memiliki gaya hidup yang cenderung dapat meningkatkan
tekanan darah dibandingkan dengan wanita. Namun, setelah memasuki menopause,
prevalensi hipertensi pada wanita meningkat. Setelah usia 65 tahun, terjadinya
hipertensi pada wanita lebih meningkat dibandingkan dengan pria yang
diakibatkan faktor hormonal.
c. Keturunan
(Genetik)
Riwayat keluarga dekat yang menderita
hipertensi (faktor keturunan) juga mempertinggi risiko terkena hipertensi,
terutama pada hipertensi primer (essensial). Tentunya faktor genetik ini juga
dipenggaruhi faktor-faktor lingkungan, yang kemudian menyebabkan seorang
menderita hipertensi. Faktor genetik juga berkaitan dengan metabolisme
pengaturan garam dan renin membrane sel. Menurut Davidson bila kedua orang
tuanya menderita hipertensi, maka sekitar 45% akan turun ke anak-anaknya dan
bila salah satu orang tuanya yang menderita hipertensi maka sekitar 30% akan
turun ke anak-anaknya
Sedangkan
Faktor risiko yang dapat diubah: faktor risiko penyakit jantung koroner yang diakibatkan perilaku tidak sehat dari
penderita hipertensi antara lain merokok, diet rendah serat, kurang aktifitas
gerak, berat badan berlebihan/kegemukan,
komsumsi alkohol, hiperlipidemia atau hiperkolestrolemia, stress dan
komsumsi garam berlebih sangat berhubungan berat dengan hipertensi
Dilansir
dari laman WHO, perubahan gaya hidup dapat membantu menurunkan tekanan darah
tinggi dan dapat membantu siapa pun yang menderita hipertensi. Banyak orang
yang melakukan perubahan ini masih perlu minum obat. Perubahan gaya hidup ini
dapat membantu mencegah dan menurunkan tekanan darah tinggi yaitu dengan :
1. Melakukan
:
a. Makan
lebih banyak sayuran dan buah-buahan.
b. Kurangi
duduk.
c. Lebih
aktif secara fisik, yang dapat mencakup berjalan kaki, berlari, berenang,
menari, atau aktivitas yang membangun kekuatan, seperti angkat beban.
d. Lakukan
setidaknya 150 menit per minggu aktivitas aerobik intensitas sedang atau 75
menit per minggu aktivitas aerobik berat.
e. Lakukan
latihan membangun kekuatan 2 hari atau lebih setiap minggunya.
f.
Menurunkan berat badan jika Anda kelebihan
berat badan atau obesitas.
g. Minum
obat sesuai resep ahli kesehatan Anda.
h. Tepati
janji temu dengan ahli kesehatan Anda.
2. Jangan:
a. Makan
terlalu banyak makanan asin (usahakan kurang dari 2 gram per hari)
b. Makan
makanan tinggi lemak jenuh atau trans
c. Merokok
atau menggunakan tembakau
d. Minum
terlalu banyak alkohol (maks 1 gelas setiap hari untuk wanita, 2 untuk pria)
e. Melewatkan
atau berbagi obat.
Referensi
Hamria,
et.al, 2020, Hubungan Pola Hidup Penderita Hipertensi Dengan Kejadian
Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Batalaiworu Kabupaten Muna, Jurnal
Keperawatan, Poltekes Kemenkes Kendari
Telaumbanua
& Rahayu, _____ , Penyuluhan Dan Edukasi Tentang Penyakit Hipertensi,
Jurnal Abdimas Saintika Volume 3 Nomor 1
Lisiswanti
& Dananda, ____ , Upaya Pencegahan Hipertensi, Bagian Pendidikan
Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
Widiyanto,
et. al, 2020, Pendidikan Kesehatan Pencegahan Hipertensi, Jurnal
Empathy, Volume 1, No 2, Desember 2020, hlm 96-190
https://www-who-int.translate.goog/news-room/fact-sheets/detail/hypertension?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc,
diakses tanggal 17 Mei 2024
Sumber
gambar : https://lifestyle.kompas.com/read/2020/02/19/152841420/efek-tekanan-darah-tinggi-pada-organ-tubuh?page=all,
diakses tanggal 17 Mei 2024
DOC, PROMKES RSMH
Komentar
Posting Komentar