Tehnik Berbicara Saat Edukasi Gizi
Tehnik Berbicara Saat Edukasi Gizi
Narasumber : Septa Clara Astiyah, SST, RD, MARS ( RSMH Palembang)
Ketika komunikasi menjadi hal penting dalam memberikan suatu edukasi, maka cara kita berbicara kepada klien memegang peran utama bagi keberhasilan komunikasi. Cara berbicara yang baik, tidak hanya memperhatikan bagaimana artikulasi, ritme dan intonasi saja, namun kita juga perlu memperhatikan bagaimana ucapan saat bicara dan cara kita untuk menghargai, mendengarkan dan memperhatikan pembicaraan klien. Ucapan merupakan sarana untuk menilai seseorang secara keseluruhan, karena melalui ucapan kita mendapatkan kesan yang baik dan menunjukkan sisi menarik diri kita kepada klien sehingga kita mampu membentuk suatu “hubungan” komunikasi.
Kesan positif kepada klien pada saat pertama, tidak hanya dari penampilan yang rapi dan bersih, ucapan yang santun dan ceria tapi dengan bicara lembut, menatap mata klien saat berbicara, jujur apa adanya, tidak melebih-lebihkan dan bersemangat dapat memberikan kesan yang hangat dan nyaman sehingga klien terbuka untuk menerima pesan atau informasi yang kita sampaikan. Sebaliknya jika kita selalu membanggakan diri sepanjang pembicaraan atau merendahkan kapasitas diri sendiri saat bicara, maka klien akan menolak pesan atau informasi yang kita sampaikan, bahkan bisa saja klien menjadi tidak percaya dan tidak mau melakukan perbuatan atau perubahan perilaku yang kita sarankan.
Komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pesan atau informasi dari kita kepada klien melalui suatu cara tertentu sehingga klien tersebut mengerti betul apa yang kita maksud. Komunikasi menjadi efektif bila pesan atau informasi yang disampaikan, dapat diterima dan dimengerti klien sebagaimana dimaksud oleh kita, kemudian pesan atau informasi tersebut ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan atau perubahan perilaku dan tidak ada hambatan untuk hal itu. Pada komunikasi, terdapat komponen-komponen yang terlibat, yaitu :
1) Sumber adalah dasar yang digunakan di dalam penyampaian pesan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri;
2) Edukator atau Komunikator (Dietisien) dapat berupa individu yang sedang berbicara atau menulis, kelompok orang, dan organisasi komunikasi seperti surat kabar, radio, dan televisi;
3) Isi pesan atau informasi adalah lambang atau simbol yang mengandung makna dan dipilih oleh kita untuk disampaikan kepada klien. Pesan ini dapat berupa verbal secara tertulis seperti surat, buku, majalah atau memo maupun non-verbal secara lisan dapat berupa, percakapan tatap muka atau percakapan melalui telepon;
4) Media atau saluran adalah alat untuk menyalurkan pesan komunikasi, bisa berupa media elektronik termasuk media sosial maupun media cetak;
5) Penerima pesan atau klien adalah orang yang menerima pesan yang disampaikan oleh kita, baik secara langsung maupun menggunakan media.
6) Efek atau hasil adalah dampak yang terjadi pada klien setelah mendapatkan pesan komunikasi dari kita (pengetahuan, sikap atau perilaku). Hasil antar-efek adalah hasil akhir dari suatu komunikasi yakni sikap dan tingkah laku klien sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan, jika sikap dan tingkah laku klien sesuai, berarti komunikasi itu berhasil.
7) Feedback atau umpan balik adalah respons atau efek yang dikembalikan oleh klien kepada kita setelah mendapatkan pesan komunikasi.
8) Noise atau gangguan yang merupakan hambatan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi, akibatnya pesan yang diterima oleh klien berbeda dengan pesan yang disampaikan kepadanya.
Edukator yang baik, dalam hal ini adalah Dietisien harus menguasai materi gizi, memiliki pengetahuan yang luas dan dalam tentang informasi gizi yang disampaikan, memiliki cara bicara yang jelas (irama, volume, kecepatan, intonasi, dan jeda), bisa menjadi pendengar yang baik saat dikonfirmasi klien (memberikan respon, mendengarkan hingga akhir, menyimpulkan, dan mengikuti), serta mampu mengobservasi atau memahami bahasa non verbal di balik ungkapan kata atau kalimat klien (sikap, gesture, dan bahasa tubuh). Disamping itu Edukator juga wajib mempunyai bahasa tubuh yang baik dengan berpenampilan rapi dan bersih, selalu tersenyum, tatapan yang stabil, percaya diri, dan gesture tangan yang tepat dan jelas.
Isi pesan atau informasi gizi yang disampaikan harus disesuaikan dengan tujuan edukasi gizi, jenis media penyampaian, dan kondisi klien. Media komunikasi berperan sebagai saluran yang dilalui oleh isi pernyataan yang disampaikan Dietisien atau merupakan umpan balik yang disampaikan oleh klien dengan menggunakan alat peraga, brosur, leaflet, lembar balik atau food model. Ucapan yang baik saat melakukan umpan balik kepada klien adalah bertanya ulang dan memuji klien dengan nada antusias sehingga menimbulkan reaksi positif dari klien dan menciptakan ketertarikan klien terhadap materi edukasi gizi yang telah disampaikan. Dietisien yang percaya diri selama memberikan edukais gizi membutuhkan latihan dan pengalaman bagaimana cara berbicara yang baik. Hal-hal yang dapat membantu kita agar tampil percaya diri saat berbicara, antara lain : memberikan salam dan bicara dengan senyum, berbicara sambil menatap klien, menggunakan lafal yang tepat, berbicara dengan jelas dan lancar, mengubah ekspresi dan bahasa tubuh sesuai isi ucapan kita.
Pada tahap awal sebelum melakukan edukasi gizi, kita perlu melakukan asesmen klien untuk menilai kebutuhan edukasi gizi berdasarkan jenis penyakit dan memperhatikan hal-hal yang terkait dengan klien, yaitu : keyakinan atau nilai-nilai, tingkat pendidikan, bahasa yang digunakan, hambatan emosional, motivasi, keterbatasan fisik dan kognitif serta kesediaan klien dalam menerima informasi. Dalam pelaksanaan edukasi gizi perlu menyesuaikan situasi dan kondisi klien, kemudian diperlukan pula umpan balik untuk menilai keberhasilan edukasi gizi tersebut. Cara kita untuk menilai apakah klien telah menerima dan memahami edukasi gizi yang telah diberikan, yaitu : menanyakan kembali tentang materi edukasi gizi yang telah disampaikan dan atau bertanya kembali sejauh mana klien telah mengerti dan memahami materi edukasi yang diberikan. Harapan kita setelah diberikannya pesan atau informasi dan edukasi gizi, klien dapat mengerti, memahami dan menerapkan semua arahan dari Dietisien sehingga derajat kesehatan klien dapat ditingkatkan dan klien dapat mencapai status gizi yang optimal.
Referensi :
Koontz, H & Weihrich, H, Management a Global Perpective Instructor’s manual, McGraw-Hill Inc, US, 1988.
Schermerhorn, J.R, etc, Managing Organization Behavior, Gramedia, 1994.
Komaruddin, Y.T, Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah, Bumi Aksara, 2000.
Hardjana, A.M, Komunikasi Intrapersonal & Komunikasi Interpersonal, Penerbit Kanisius, 2003.
Hyang, O.S, Bicara Itu Ada Seninya_Rahasia Komunikasi yang Efektif, Bhuana Dunia Populer (BIP) Kelompok Gramedia, 2016.
https://pakarkomunikasi.com/pengertian-komunikasi-menurut-para-ahli
https://serupa.id/ilmu-komunikasi-pengertian-komponen-prinsip-ruang-lingkup/#google_vignette
Referensi gambar :
DOC, PROMKES RSMH
Komentar
Posting Komentar