Lansia dan Permasalahannya

 

Lansia dan Permasalahannya

Narasumber : Nyimas Sri Wahyuni, S.Kep, Ners, M.Kep, Sp.Kep.A ( RSMH Palembang)

 

Penuaan merupakan proses alami yang terjadi pada semua organisme hidup. Caselli dan Lopez (Suadirman, 2011) berpendapat bahwa penuaan adalah suatu proses perubahan biologis terus menerus yang dialami manusia pada segala usia dan periode, sedangkan usia tua adalah istilah yang mengacu pada tahap akhir dari proses penuaan kimia. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, lanjut usia adalah seseorang yang berumur 60 tahun ke atas. Papalia dkk (2009) juga memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai usia lanjut usia, menurutnya lansia juga dapat digolongkan sebagai orang yang telah memasuki usia pensiun.  Di Indonesia, usia pensiun saat ini  dimulai pada usia 55 tahun.  Selanjutnya pasal 5 ayat 1 disebutkan bahwa, lanjut usia mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Masalah yang Dihadapi Lanjut Usia Masalah yang pada umumnya dihadapi oleh lansia dapat dikelompokkan ke dalam empat katagori. Pertama adalah masalah ekonomi, kedua masalah sosial budaya, ketiga masalah kesehatan, dan keempat masalah psikologis (Suadirman, 2011).

 Masalah Ekonomi. Pada lansia, masalah ekonomi ditandai dengan penurunan produktivitas kerja dimana lansia sudah memasuki masalah pensiun yang berakibat kepada penurunan pendapatan. Penurunan pendapatan akan terkait dengan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, seperti kebutuhan sandang, pangan, papan, kesehatan, rekreasi, dan kebutuhan sosial.

Di sisi lain, lansia membutuhkan makanan  bergizi,  pemeriksaan kesehatan  rutin, bersosialisasi, hiburan bersama teman dan kebutuhan  lainnya. Penghasilan orang lanjut usia seringkali berasal dari dana pensiun, tabungan, bantuan anak atau anggota keluarga lainnya.  Bagi lansia yang tidak memiliki penghasilan  cukup, hal ini bisa menjadi masalah.

 Pada tataran ekonomi, Wirakartakusumah (Suadirman, 2011) mengklasifikasikan lansia menurut tingkat kemandiriannya, yaitu (i) kelompok lansia, lanjut usia, yaitu mereka yang sudah tidak mampu lagi  memenuhi kebutuhan dasarnya tuntutan; (ii) kelompok lansia  produktif, khususnya yang mampu memenuhi kebutuhannya sendiri dan tidak bergantung pada orang lain; (iii) kelompok lansia  miskin, yaitu kelompok yang  relatif tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.

Masalah Sosial. Perubahan struktur keluarga juga mempengaruhi pelayanan kesehatan yang diberikan kepada lansia. Keluarga yang memiliki anggota lebih banyak lebih menjamin perawatan pada lansia. Sebaliknya, anggota keluarga yang sedikit cenderung memunculkan perasaan kesepian pada lansia (Partini, dalam Suadirman, 2011)

Masalah Sosial Budaya. Pada masa tua biasanya ditandai dengan berkurangnya kontak sosial, baik dengan anggota keluarga, anggota masyarakat, maupun teman kerja. Selain itu, lansia yang kurang mendapatkan perhatian sering merasa tersisih dari kehidupan masyarakat. Kurangnya kontak sosial ini menimbulkan perasaan kesepian dan murung.

Untuk menghadapi kenyataan ini perlu dibentuk kelompok-kelompok lansia yang memiliki kegiatan mempertemukan para anggotanya agar kontaksosial terus berlangsung. Ancok (dalam Suadirman, 2011) mengatakan bahwa upaya membentuk kelompok lansia dalam suatu wadah kegiatan, memungkinkan mereka berbagi rasa dan menikmati hidup.

            Masalah Kesehatan. Peningkatan jumlah penduduk lansia, akan diikuti dengan meningkatnya permasalahan kesehatan. Masa tua ditandai dengan penurunan fungsi fisik dan rentan terhadap berbagai penyakit. Diperlukan pelayanan kesehatan demi meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan usia lanjut agar tercapai masa tua yang bahagia dan berguna.

Masalah kesehatan adalah masalah yang cukup sering dirasa oleh lansia. Diharapkan bagi lansia adalah menjalin masa tua dengan kondisi sehat, bukan dengan sakit-sakitan. Pengaturan menu yang tepat, tetap menjalani aktivitas yang sehat, dan melakukan hobi, dapat meningkatkan kualitas hidup lansia. Lansia dapat menjalani hidup dengan sehat, mandiri, dan berdaya guna bagi masyarakat (Suadirman, 2011)

Masalah Psikologis. Masalah psikologis adalah masalah yang paling sering dialami lansia selain masalah kesehatan. Masalah psikologis yang paling sering dialami lansia adalah kesepian, keterasingan, perasaan tidak berguna, kurang percaya diri, post power syndrome (Suadirman, 2011), gangguan cemas, depresi dan gangguan psikologis lainnya.

 Gangguan cemas cukup umum dan sering terjadi pada Lansia (Taylor, Castriotta, Lenze, Stanly & Craske, 2010).

 

Sumber Gambar: https://img2.pngdownload.id/

Referensi:

Folger, J. & Edward, S. (2013). Using cognitive behavioral therapy group to treat depression and anxiety in older adults. Journal of the American Geriatrics Society. 29-32. Retrieved from http://www.clinicalgeriatrics.com/ article/3444?page=0,0

Hammond, D. C. (2015). Neurofeedback with anxiety and affective disorder.

Child adolese psychiatric clinic. Vol 14. 105-123

Indriasari, N. (2016). Manajemen stress dengan pendekatan kognitif perilaku pada wanita dengan kanker payudara pasca-pengobatan. Tesis. Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Kelly, H. (2018). Cognitive behavior therapy treatment approach: Group therapy vs indicidual therapy. Mental Healt CATs. Paper 7. http://commons.pacificu.edu/ otmh/7

Kelly, W. E. (2016). Examining the relationship between worry and trait anxiety:

College Student Journal. Vol 38.

DOC, PROMKES RSMH

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengaruh pengharum ruangan bagi kesehatan

Tren Pacaran Remaja, Gaya dan Dinamika Hubungan di Era Digital

TERMINAL LUCIDITY, FENOMENA PASIEN MEMBAIK SEBELUM MENINGGAL