Lansia dan Permasalahannya
Narasumber
: Nyimas Sri Wahyuni, S.Kep,
Ners, M.Kep, Sp.Kep.A ( RSMH Palembang)
Masalah yang Dihadapi Lanjut Usia
Masalah yang pada umumnya dihadapi oleh lansia dapat dikelompokkan ke dalam
empat katagori. Pertama adalah masalah ekonomi, kedua masalah sosial budaya,
ketiga masalah kesehatan, dan keempat masalah psikologis (Suadirman, 2011).
Masalah
Ekonomi. Pada lansia, masalah ekonomi ditandai dengan penurunan
produktivitas kerja dimana lansia sudah memasuki masalah pensiun yang berakibat
kepada penurunan pendapatan. Penurunan pendapatan akan terkait dengan pemenuhan
kebutuhan hidup sehari-hari, seperti kebutuhan sandang, pangan, papan,
kesehatan, rekreasi, dan kebutuhan sosial.
Di sisi lain, lansia membutuhkan
makanan bergizi, pemeriksaan kesehatan rutin, bersosialisasi, hiburan bersama teman
dan kebutuhan lainnya. Penghasilan orang
lanjut usia seringkali berasal dari dana pensiun, tabungan, bantuan anak atau
anggota keluarga lainnya. Bagi lansia
yang tidak memiliki penghasilan cukup,
hal ini bisa menjadi masalah.
Pada tataran ekonomi, Wirakartakusumah
(Suadirman, 2011) mengklasifikasikan lansia menurut tingkat kemandiriannya,
yaitu (i) kelompok lansia, lanjut usia, yaitu mereka yang sudah tidak mampu
lagi memenuhi kebutuhan dasarnya
tuntutan; (ii) kelompok lansia
produktif, khususnya yang mampu memenuhi kebutuhannya sendiri dan tidak
bergantung pada orang lain; (iii) kelompok lansia miskin, yaitu kelompok yang relatif tidak mampu memenuhi kebutuhan
hidupnya sendiri.
Masalah Sosial. Perubahan struktur keluarga juga mempengaruhi pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada lansia. Keluarga yang memiliki anggota lebih banyak lebih
menjamin perawatan pada lansia. Sebaliknya, anggota keluarga yang sedikit
cenderung memunculkan perasaan kesepian pada lansia (Partini, dalam Suadirman,
2011)
Masalah Sosial Budaya. Pada masa tua
biasanya ditandai dengan berkurangnya kontak sosial, baik dengan anggota
keluarga, anggota masyarakat, maupun teman kerja. Selain itu, lansia yang
kurang mendapatkan perhatian sering merasa tersisih dari kehidupan masyarakat.
Kurangnya kontak sosial ini menimbulkan perasaan kesepian dan murung.
Untuk menghadapi kenyataan ini perlu
dibentuk kelompok-kelompok lansia yang memiliki kegiatan mempertemukan para
anggotanya agar kontaksosial terus berlangsung. Ancok (dalam Suadirman, 2011)
mengatakan bahwa upaya membentuk kelompok lansia dalam suatu wadah kegiatan,
memungkinkan mereka berbagi rasa dan menikmati hidup.
Masalah Kesehatan.
Peningkatan jumlah penduduk lansia, akan diikuti dengan meningkatnya
permasalahan kesehatan. Masa tua ditandai dengan penurunan fungsi fisik dan
rentan terhadap berbagai penyakit. Diperlukan pelayanan kesehatan demi
meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan usia lanjut agar tercapai
masa tua yang bahagia dan berguna.
Masalah kesehatan adalah masalah yang
cukup sering dirasa oleh lansia. Diharapkan bagi lansia adalah menjalin masa
tua dengan kondisi sehat, bukan dengan sakit-sakitan. Pengaturan menu yang
tepat, tetap menjalani aktivitas yang sehat, dan melakukan hobi, dapat
meningkatkan kualitas hidup lansia. Lansia dapat menjalani hidup dengan sehat,
mandiri, dan berdaya guna bagi masyarakat (Suadirman, 2011)
Masalah Psikologis. Masalah psikologis adalah masalah yang paling sering dialami lansia
selain masalah kesehatan. Masalah psikologis yang paling sering dialami lansia
adalah kesepian, keterasingan, perasaan tidak berguna, kurang percaya diri,
post power syndrome (Suadirman, 2011), gangguan cemas, depresi dan gangguan
psikologis lainnya.
Gangguan cemas cukup
umum dan sering terjadi pada Lansia (Taylor, Castriotta, Lenze, Stanly &
Craske, 2010).
Sumber Gambar: https://img2.pngdownload.id/
Referensi:
Folger, J. & Edward, S. (2013). Using cognitive
behavioral therapy group to treat depression and anxiety in older adults. Journal of the American Geriatrics Society.
29-32. Retrieved from http://www.clinicalgeriatrics.com/ article/3444?page=0,0
Hammond, D. C. (2015). Neurofeedback with anxiety and affective disorder.
Child adolese psychiatric clinic. Vol 14. 105-123
Indriasari,
N. (2016). Manajemen stress dengan
pendekatan kognitif perilaku pada wanita dengan kanker payudara
pasca-pengobatan. Tesis. Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Kelly,
H. (2018). Cognitive behavior therapy
treatment approach: Group therapy vs indicidual therapy. Mental Healt CATs. Paper 7. http://commons.pacificu.edu/
otmh/7
Kelly, W. E. (2016). Examining the relationship between worry and trait anxiety:
College Student Journal. Vol 38.
DOC, PROMKES RSMH
Komentar
Posting Komentar