Cognitive Behavioral Therapy

 

Cognitive Behavioral Therapy

Narasumber : Nyimas Sri Wahyuni, S.Kep, Ners, M.Kep, Sp.Kep.A ( RSMH Palembang)

 

Cognitive Behavioral Therapy atau yang juga dikenal tambah sebutan CBT adalah suatu penyembuhan yang zaman ini berlebihan digunakan oleh psikolog. Cognitive behavioral therapy adalah intrusi mental yang berkehendak efektif manusia menyadari, mementingkan, dan menalikan jarak pikiran, perasaan, kaidah, dan tengara jasmani, tambah mengabdikan kiat kognitif dan kaidah (Hammond, 2015). Dobson dan Dozois (bagian dalam Indriasari, 2016) mengutarakan bahwa Cognitive behavioral therapies represent hybrids of behavioral strategies and cognitife processes, with the goal of achieving behavioral and cognitive change. Indriasari, N. (2016) menggambarkan penyembuhan kognitif kaidah seumpama suatu penghampiran yang melihat dng cermat transmutasi penafsiran dan kelakuan laku.

Indriasari, N. (2016) mengutarakan bahwa penyembuhan kognitif-kaidah menyimpan tiga ekuilibrium fundamental yang arah-arah, yaitu (1) ulah kognitif menawan kaidah; (2) ulah kognitif bisa dipantau atau diubah; dan (3) transmutasi kaidah yang diharapkan bisa dipengaruhi menembusi penyerahan kognitif. Mohiney dan Arnkoff (bagian dalam Indriasari, N. (2016) membagi penyembuhan kognitif kaidah berperan tiga berasaskan jantung objek penyembuhan, diantaranya: a. Cognitive restructuring. Tujuan terbit penyembuhan ini adalah kepada melahirkan teladan pikir yang adaptif. b. Coping skills therapies. Tujuan terbit penyembuhan ini adalah jantung menjelang peluasan repertoire of skills yang dirancang kepada efektif manusia meniti berbagai jenis suasana yang penuh stres. c. Problem solving therapies. Terapi ini memfokuskan peluasan desain masyarakat kepada meniti berbagai jenis perijuz isi dan memfokuskan pentingnya kerja sama berlaku jarak nasabah dan terapis bagian dalam ancangan kegiatan treatment.

Prinsip-pandangan Dasar CBT Westbrook, Kennerley, dan Kirk (2015) merapal sejumlah sifat yang dimiliki oleh penghampiran CBT. Karakteristik tertera adalah:

a. Prinsip Kognitif. Pemikiran pokok yang dipunyai oleh penyembuhan kognitif adalah ekses nyawa miliki seseorang dan kaidah kerabat tertera sangat dipengaruhi oleh penafsiran (pikiran, kepercayaan, definisi kondisi selira bertenggang atau suasana dimana bertenggang berada (Westbrook, Kennerley, and Kirk, 2017).

b. Prinsip behavioral. Pendekatan CBT menoleh kaidah seseorang mengadakan pasal yang krusial bagian dalam mengayomi kaidah, ataupun bagian dalam memindahkan babak mental terbit kaidah tertera (Kelly, H. (2018).

c. Prinsip interacting systems CBT masih menyimpan pandangan terbit penyembuhan behavioral yaitu perijuz yang terdapat mengadakan koneksi jarak kaidah-kaidah yang terdapat bagian dalam selira seseorang dan bagian dalam lingkungannya (Westbrook, Kennerley, and Kirk, 2007).

Menurut Kelly, H. (2018) Cognitive Behavioral Therapy (CBT) menjumpai adanya empat kaidah bagian dalam CBT yaitu: penafsiran, cita atau nyawa, kaidah, fisiologi. Keempat kaidah ini saling berkomunikasi tunggal arah-arah lain bagian dalam wujud taktik yodium balasan yang kompleks. Menurut Westbrook, Kennerley, dan Kirk (2007) keempat kaidah ini saling berkomunikasi tambah daerah. Lingkungan bagian dalam pasal ini bukan semata-mata mencantol daerah jasmani saja, namun juga terhitung daerah sosial, daerah keluarga, peradaban dan ekonomi. intrusi lembaga CBT yang mengadakan variasi terbit Group multicomponent wellness (GMW) intervention.

GMW adalah suatu intrusi yang menggabungkan jarak tubuh dan pikiran untuk memintasi rintangan atau perijuz yang dihadapi oleh manusia. Pada intrusi GMW, terdapat sejumlah kiat yang dilakukan bagian dalam merealisasikan intrusi ini, diantaranya kiat relaksasi, cognitive restructuring, teka-teki solving, communication, dan behavioral treatment for insomnia, nutrition, dan exercise, jadwal les yang tertentu terasing kepada lansia, psikoedukasi kondisi nutrisi, dan psikoedukasi kondisi mindfulness meditation, sprilituality dan wellness (Folger, J. & Edward, S. (2013).

Di laporkan bahwa manusia yang taksiran menyebrangi intrusi GMW ini melakoni kenaikan bagian dalam sejumlah aspek, kejahatan satunya adalah berkurangnya rintangan kemelut dan muka locus of control. Adanya kenaikan kaidah front akan kesegaran akan berpegangan tambah meningkatnya kaidah kemenangan manusia (Kelly, H. (2018). S Pada intrusi multikomponen CBT ini, terdapat sejumlah kiat mental yang akan diambil yang dirasa perlu, tempo hari nanti disesuaikan dan dimodifikasi agar sepakat tambah kepentingan perijuz yang dihadapi lansia, yaitu kemelut. Teknik- kiat mental yang akan dilakukan muka intrusi ini ialah sharing, kiat relaksasi, psikoedukasi, self-monitoring, cognitive restucturing dan teka-teki solving.

 

Sumber Gambar: https://1.bp.blogspot.com/

Referensi:

Folger, J. & Edward, S. (2013). Using cognitive behavioral therapy group to treat depression and anxiety in older adults. Journal of the American Geriatrics Society. 29-32. Retrieved from http://www.clinicalgeriatrics.com/ article/3444?page=0,0

 

Hammond, D. C. (2015). Neurofeedback with anxiety and affective disorder.

Child adolese psychiatric clinic. Vol 14. 105-123

 

Indriasari, N. (2016). Manajemen stress dengan pendekatan kognitif perilaku pada wanita dengan kanker payudara pasca-pengobatan. Tesis. Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

 

Kelly, H. (2018). Cognitive behavior therapy treatment approach: Group therapy vs indicidual therapy. Mental Healt CATs. Paper 7. http://commons.pacificu.edu/ otmh/7

 

Kelly, W. E. (2016). Examining the relationship between worry and trait anxiety:

College Student Journal. Vol 38.

DOC, PROMKES,RSMH

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengaruh pengharum ruangan bagi kesehatan

Tren Pacaran Remaja, Gaya dan Dinamika Hubungan di Era Digital

TERMINAL LUCIDITY, FENOMENA PASIEN MEMBAIK SEBELUM MENINGGAL