Trik Menumbuhkan Kecintaan Menulis Pada Anak

 Trik Menumbuhkan Kecintaan Menulis Pada Anak

Narasumber : Nyimas Sri Wahyuni, Ners, M.Kep, Sp.Kep.A ( RSMH Palembang)

 


Kegiatan menulis untuk anak tidak lepas dari peran orang tua atau orang terdekat, karena anak selalu membutuhkan nasehatnya. Minat anak juga memegang peranan penting karena jika anak tidak tertarik, orang tua tidak bisa memaksa anak untuk menulis. Minat menulis pada anak tidak lepas dari peran orang tua karena memegang peranan penting dalam karir seorang anak.

 

Media dan fasilitas yang tersedia merupakan suasana yang mempengaruhi proses kreatif anak dalam proses kreatif (Brandau, 2014). Orang tua juga tidak bisa memaksa anak untuk mengarang cerita, karena mengarang menuntut anak untuk mau mengungkapkan pikirannya dan menuliskannya sendiri. Cheng Y., Chen Y.-L. (2015) mengatakan bahwa anak-anak dapat mengarang apapun yang mereka inginkan tergantung dari apa yang mereka pikirkan. Tugas orang tua hanya mendukung dan mengarahkan karya kreatif.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua untuk menumbuhkan kecintaan menulis pada anak:

a) Merangsang anak untuk membacakan buku dongeng karena menurut Brandau, (2014) dengan rangsangan visual dan suara, anak akan lebih cepat memahami cerita. Secara umum, ada tiga cara bercerita, yang pertama adalah dengan membacakan kalimat dengan keras (read aloud). Yang kedua menyangkut teknik freehand, yaitu komposisi gaya bebas tanpa menggunakan buku. Ketiga dengan teknik membaca bebas yaitu menggunakan buku tetapi mengarang cerita sendiri. Tiga teknik mendongeng ini akan menginspirasi membaca untuk anak-anak. Seorang pembaca belum tentu seorang penulis, tetapi seorang penulis harus menjadi orang yang suka membaca. Memang, komposisi adalah operasi keluaran, dan masukannya berasal dari pembacaan Cheng Y., Chen Y.-L. (2015). anak yang rajin membaca, bercerita dan memiliki kosa kata yang kreatif meningkat (Donovan L., Green T. D., Mason C., 2014). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 67,2% anak yang mampu mengungkapkan idenya secara tertulis menggunakan waktu luangnya untuk membaca. Oleh karena itu, orang tua harus berhati-hati dalam menyediakan buku bacaan di rumah (Glǎveanu V.,2014).

b) Ketika anak menunjukkan minat menulis, orang tua harus mendorong mereka untuk menulis. Anak dapat didorong untuk membuat catatan harian (Glǎveanu V.,2014).

c) Merangsang imajinasi anak dengan mengajaknya menulis di buku atau mengajaknya ke tempat-tempat inspiratif seperti pameran, pantai, gunung (Donovan L., Green T. D., Mason C. (2014).

d) Jangan berkomentar negatif meskipun artikelnya banyak lubangnya. Orang tua harus memberikan semangat agar anaknya tidak kehilangan minat dalam menulis (Brandau, 2014).

 


Referensi:

Brandau H., Daghofer F.(2014). The relationship between creativity, teacher ratings on behavior, age and gender in pupils from seven to ten years. Journal of creative behaviour, 41, 91-113

Cheng Y., Chen Y.-L. (2015). Effects of association instruction on fourth graders’ poetic creativity in Taiwan. Creativity Research Journal, 22, 228-235.

Donovan L., Green T. D., Mason C. (2014). Examining the 21st century classroom: Developing an innovation configuration map. Journal of Educational Computing Research, 50, 161–178.

Glǎveanu V. P. (2014). Distributed creativity: Thinking outside the box of the creative individual. Cham, Switzerland: Springer.

Sumber Gambar: DokumentasiPribadi_Vanessa

DOC,PROMKES RSMH

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengaruh pengharum ruangan bagi kesehatan

Tren Pacaran Remaja, Gaya dan Dinamika Hubungan di Era Digital

TERMINAL LUCIDITY, FENOMENA PASIEN MEMBAIK SEBELUM MENINGGAL