Faktor - Faktor risiko timbulnya infeksi Luka Darah Operasi
Faktor - Faktor risiko timbulnya infeksi Luka Darah Operasi
Narasumber : Ns. Herman Hasani, S. Kep ( RSMH Palembang)
Setiap tindakan operasi akan menimbulkan risiko untuk terjadinya infeksi luka operasi ( IDO ). Adapun faktoe risiko infeksi operasi ini di bagi menjadi tiga bagian, yaitu : Faktor risiko pra operasi, factor risiko peri-operasi dan intra operasi, serta faktor risiko paska operasi
a. Faktor risiko Pra-operasi
Faktor risiko pra-operasi diklasifikasikan menjadi dua, yaitu pertama factor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, yang kedua factor risiko yang dapat dimodifikasi. Salah satu faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah usia
Pertambahan usia merupakan salah satu faktor risiko IDO sampai usia 65 tahun, tetapi pada usia di atas 65 tahun, pertambahan usia justru menurunkan risiko IDO. Adapun risiko lainnya yang tidak dapat dimodifikasi adalah radioterapi yang baru dijalani dan riwayat infeksi pada kulit atau jaringan lunak.
Adapun faktor risiko pra operasi yang dapat dimodifikasi adalah diabetes yang tidak terkontrol, obesitas, malnutrisi, kebiasaan merokok, imunosupresi, kadar albumin praoperasi <3,5 mg/dL, total bilirubin >1,0 mg/dL, dan lama menjalani rawat inap praoperasi setidaknya 2 hari.
b. Faktor risiko Peri-operasi dan Intra-operasi
Faktor risiko peri-operasi dibagi menjadi beberapa factor,yaitu faktor yang terkait prosedur, fasilitas, persiapan pasien. Adapun faktor yang terkait prosedur meliputi pembedahan darurat dan lebih kompleks, klasifikasi luka yang lebih tinggi dan pembedahan terbuka.
Faktor risiko terkait fasilitas meliputi pertukaran udara/ventilasi yang kurang memadai, peningkatan lalu lintas ruang operasi, serta sterilisasi instrumen/peralatan yang tidak tepat/tidak memadai. Faktor risiko terkait persiapan pasien di antaranya infeksi yang sudah ada, persiapan kulit yang tidak memadai, pencukuran pra-operasi, dan pemilihan, pemberian, atau durasi antibiotik profilaksis yang tidak tepat.
Berikutnya faktor risiko intraoperasi mencakup waktu operasi yang lama, transfusi darah, teknik aseptik dan tehnik pembedahan, pemakaian handscoen dan jenis antiseptic yang digunakan,kondisi hipoksia, kondisi hipotermia, dan kondisi kontrol gula darah yang tidak adekuat.
c. Faktor risiko pascaoperasi
Beberapa faktor risiko tergolong penting selama periode paska-operasi. Hiperglikemia dan diabetes masih terbilang sangat kritikal selama periode paska-operasi. Dua variabel risiko tambahan yang penting paska-operasi adalah perawatan luka dan transfusi darah paska- operasi.
Perawatan luka paska-operasi ditentukan oleh teknik penutupan daerah luka operasi (sayatan) Primary wound yang sudah ditutup harus dijaga kebersihannya dengan dressing steril selama 1 hingga 2 hari setelah pembedahan.
Terakhir, meta-analisis menunjukkan bahwa satu unit transfusi darah yang diberikan langsung dalam periode paska- operasi merupakan faktor risiko terjadinya Infeksi daerah operasi, Namun demikian, kebutuhan akan transfusi darah tidak boleh ditangguhkan jika memang diindikasikan secara klinis.
Referensi
1. Asia Pasific Society Of Infektion Control, Pedoman APSIC Untuk Pencegahan Infeksi Daerah Operasi, Juni 2018
2. Suber gambar,link, https://koran-jakarta.com/waspadai-risiko-timbulnya-infeksi-daerah-operasi?page=all
DOC, PROMKES, RSMH
Komentar
Posting Komentar