Hypnotherapi dalam Management Nyeri

 

Hypnotherapi dalam Management Nyeri

Narasumber : Fitriah, S.kep.Ners ( RSMH Palembang)

 


 

Nyeri adalah bentuk ketidaknyamanan baik sensori maupun emosional yang berhubungan dengan resiko atau aktualnya kerusakan jaringan tubuh, timbul ketika jaringan sedang rusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rasa nyeri.

Penanganan yang adekuat sangat dibutuhkan oleh penderita nyeri, tidak hanya untuk meredakan rasa nyerinya melainkan untuk meningkatkan mutu kehidupannya. Maka, perlu dilakukan manajemen nyeri. Manajemen nyeri adalah mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan. 

Hipnoterapi adalah suatu metode dimana pasien dibimbing untuk melakukan relaksasi, dimana setelah kondisi relaksasi dalam ini tercapai, maka secara alamiah gerbang pikiran bawah sadar sesesorang akan terbuka lebar sehingga yang bersangkutan cenderung lebih mudah untuk menerima sugesti penyembuhan yang diberikan.

Hipnoterapi adalah terapi non-farmakologi yang tidak bersifat invansif dan dapat meminimalisir biaya dalam pengelolaan nyeri. Hipnoterapi bersifat memandirikan pasien dengan adanya teknik anchoring sehingga dapat mengurangi morbiditas dalam kasus nyeri.

Hipnoterapi sangatlah berbedadengan hipnotis untuk tujuanhiburan atau yang lebih dikenal stage hypnosis. Hipnoterapi membutuhkan kesediaan dan kepercayaan pasienterhadap terapis sebab hipnoterapi adalah salah satu bentuk dari metodeberkomunikasi yang tidak dapat bersifat satu arah saja dan masih memberikan ruang kebebasan individu dalam menjalani prosesterapi.

Hipnoterapi mempengaruhi Anterior Cingulated Cortex (ACC) dimana akan berefek padaproses afeksi terhadap pengalaman nyeri. Modulasi afeksi akan mempengaruhi presepsi otak terhadap pengalaman nyeri tersebut sehingga mampu menimbulkan koping positif. Nyeri tidak dapat dihilangkan akan tetapi koping positif akan membuat seseorang dapat menerima dan menyadari rasa nyeri dengan lebih nyaman seiring perubahan presepsi otak selama proses hipnoterapi dan pasca hipnoterapi.

Teknik Hipnoterapi

Hipnoterapi yang sesuai pada kondisi nyeri memiliki tahapan,yakni tahap pertama relaksasi kemudian dilanjutkan dengan cognitive distraction dan diakhiri dengan anchoring. Anchoring inilah yang akan bersifat memandirikan pasien dengan anchoring, maka pasien dapat melakukan Self- hypnosis. Kemampuan self hypnosispernah ditulis oleh Downe S et al(2015), pada pengelolaan nyeri intrapartum pada wanita nullipara.

Teknik relaksasi menggunakan standar deepening yakni berupaya memasukkan pasien dalam
state hipnotik yang dimulai dengan menghadirkan kembali kenangan tempat atau situasi yang nyaman bagi pasien. Dimulai dengan memposisikan tubuh dengan nyaman(berbaring-duduk), dan dapatdibantu dengan iringan musikrelaksasi kemudian mengambilnapas panjang sebanyak 3 kali,inspirasi melalui hidung danekspirasi melalui mulut secaraperlahan. Setelah pernapasan ketigakalinya maka pasien diarahkanuntuk menutup mata. Secarasistematis, pasien dipandu denganhitungan mundur dari sepuluhhingga satu dengan semakinberkurangnya hitungan makagambaran tadi semakin nyata dan dapat dirasakan kembali secara fisikdengan ditandai adanya REM (Rapid Eye Movement). Setelah tercapaikondisi REMmaka pasien diarahkanuntuk menikmati sejenak kenyamanan tersebut.Tahap selanjutnya dalamkondisi REM dipertahankan, teknikcognitive distraction diterapkan. Teknik ini akan memandu pasienmengubah gambaran nyaman tadimenjadi urutan sensasi suhu danwarna tanpa menghilangkan sensasinyaman yang ada. Dengan tetapnyaman, pasien dipandu untuk
mengumpamakan warna merahsebagai rasa panas dan panastersebut dianalogikan dengan rasa
nyeri. Lambat laun terapis akanmemandu pasien mengubah warnamerah secara bertahap menjadi merah muda, kuning, hijau muda,hijau tua, biru tua dan biru langityang nyaman di mata seiringperubahan warna tadi pasiendisugesti suhu pada bagian tubuhyang nyeri tadi menjadi semakinsejuk hingga sensasi nyeri tadiberkurang atau bila pasien memiliki
sugestibilitas tinggi, rasa nyeri tadimenghilang. Setelah beberapa saatterapis akan menanyakan kepadapasien kondisi sensasi nyeri tersebut,biasanya jawaban dari pasien akan
lambat merespon sehingga tunggusaja sejenak, Bila jawaban pasienmasih nyeri dan mengganggu makaproses analogi warna dan suhudiulang sampai rasa nyeri berkurang.
Setelah mendapat respon bahwa rasanyeri berkurang maka dengan tetap mempertahankan pada fase REMakan dilanjutkan pada tahapanchoring.

Pada tahap anchoring pasiendiminta untuk menikmati rasanyaman baik dengan kondisi tubuh
yang tidak nyeri sambil dikembalikangambaran peristiwa menyenangkanpada saat tahap relaksasi. Terapisakan memandu dengan hitunganmaju dari 1-10. Pada hitungan ke-1pasien mulai dipandu untukmembentuk gambaran di pikirantentang visualisasi keadaan yangnyaman, hitungan ke-2 intensitasvisualisasi diperkuat untukmengembalikan suasana secaradetail, hitungan ke-3 pasien disugestiuntuk melibatkan ke seluruhanpancaindera dan dilibatkan secaraemosional, hitungan ke- 4 pasiendiarahkan untuk fokus pada sensasiemosi yang dirasakan akibatvisualisasi yang diperkuat, hitunganke-5 intensitas emosional mulaiditingkatkan, hitungan ke-6intensitas emosional terus ditingkatkan dan disugestikan sebagairealitas dalam pikiran pasien,hitungan ke-7 pasien disugestikanuntuk semakin fokus pada sensasiemosi yang dirasakan, hitungan ke-8dimana 80% rasa nyamanmemuncak maka terapisakanmemberikan sebuah stimulus(misalkan sentuhan di bahu kananatau mengarahkan pasientariknapas), pada hitungan ke-9 pasiendisugesti untuk menikmati sensasiemosi yang ada danhitungan ke-10pasien diajak untuk perlahanmemasuki alam sadar danmemperhatikan menghilangnyasensasi secara perlahan, kemudianpasien diarahkan untuk menganggukbila sensasi sudah menghilangsecara sempurna, kemudian pasiendiajak untuk membuka mata padahitungan ke-3.

Setelah itu berikan penjelasanbahwa setiap ada rasa tidaknyaman atau nyeri maka lakukanstimulus yang diberikan pada tahapterakhir tadi dan pasien diyakinkandengan pernyataan bahwa sensasinyaman akan hadir seperti saatproses hipnoterapi. Hal ini berguna agar pasienbisa mandiri dan tidakbergantung pada terapis. Anchortersebut dapat dimungkinkanberkurang atau menghilang, bilamana hal tersebut terjadi maka dapatdiarahkan untuk berkunjungkembali untuk hipnoterapi cukuppada tahap anchoring saja.

Kesimpulan

Pada kasus pasien dengankeluhan nyeri yang pada umumnya berkaitan dengan penyakit akan sangat mempengaruhi aktifitas harian yang menimbulkan salah satunya permasalahan pada psikis. Kemampuan adapatasi yang rendah akan menjadi sangat berpotensi pada kasus keluhan nyeri sehingga berpotensi meningkatkan gangguan cemas dan depresi. Hipnoterapi adalah salah satu dari sekian banyak metode non farmakologis yang dapat mencegah pasien memiliki titik diri rendah dan membantu dalam memperbaiki mekanisme koping sehingga terjadinya gangguan psikologis dan penyesuaian diri dapat dicegah. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin terintegrasi akan memerlukan penelitian lebih lanjut demi kesehatan masyarakat baik jasmani maupun rohani.

 

Daftar Pustaka

Andarmoyo (2013) Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. 1st edn. Edited by Rose KR. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA. 

Downe S, Finlayson K, Melvin C et al. Self-hypnosis for intrapartum pain management in pregnant nulliparous women: a randomized controlled trial of clinical effectiveness. Journal of Obstetrics and Gynaecology 2012. DOI: 10.1111/1471-0528.13433

Frans.P. Modul Hypno-teraphy for Healing. IMT;2014

Goldberg D.S, McGee S.J.Pain as a global public health priority.BMC Public Health,11:770.http://www.biomedcentral.com/1471-2458/11/770.2011

in-Seong L MD,Young Don Pyun. Use of Hypnosis in the Treatment of Pain. Korean J Pain 2012; 25(2), 75–80. http:// dx.doi.org/10.3344/kjp.2012.25. 2.75.

Jensen Mark P, Adachi Tomonori, Tomé-Pires Catarina, Lee Jikwan, Osman Zubaidah, Miró Jordi. MECHANISMS OF HYPNOSIS: Toward the evelopmentof a Biopsychosocial Model. Intl. Journal of Clinical and Experimental Hypnosis 2015, 63(1): 34–75

Mendoza ME, Capafons. A. Efficacy of Clinical Hypnosis: A Summary of its empirical evidence. Papeles del Psicologo. vol 30 (2) 2009.

Sudewa IBA, Subagiartha IM.2017. Efek nyeri terhadap mutu kehidupan. FK Universitas Udayana Denpasar:Bali. 

Sumber gambar : Benefits of neurotherapy -quora

( DOC, PROMKES,RSMH)

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengaruh pengharum ruangan bagi kesehatan

Tren Pacaran Remaja, Gaya dan Dinamika Hubungan di Era Digital

TERMINAL LUCIDITY, FENOMENA PASIEN MEMBAIK SEBELUM MENINGGAL