Faktor risiko dan penyebab koli abdomen
Faktor risiko dan penyebab koli abdomen
Narasumber : Novita Agustina, Ns, M.Kep, Sp.Kep. A ( RSMH Palembang)
Faktor penyebab Colic abdomen adalah konstipasi yang tidak dapat terobati dan gejala klinis Colic abdomen adalah kram pada abdomen distensi muntah dan nyeri pada abdomen. Akhir-akhir ini peningkatan Colic abdomen. Berdasarkan hasil pengamatan penelitian yang dilakukan departemen kesehatan republik Indonesia diperoleh angka penderita Colic Abdomen di Indonesia cukup tinggi sekitar 91.6%. Penyebab dominan dari kasus Colic Abdomen tersebut adalah makanan yang mengandung pedas dan biji-bijian
seperti:Lombok, biji jambu, dan biji tomat.
Penyebab tersering dari Colic Abdomen antara lain, kolik bilier, kolisstitis, obstruksi usus, dan kolik renal. Colic abdomen disebabkan oleh makan terlalu kenyang, makanan yang terlalu banyak asam, pedas dan kebanyakan minuman beralkohol. Selain itu penyebab lain adalah karena diare ataupun sembeli.
Penyebab kolik abdomen adalah penyebab mekanis dan non mekanis. Penyebab mekanis diantaranya adalah adhesi /perlengketan pascabedah (90% dari obstruksi mekanik), karsinoma, volvulus, intususepsi, obstipasi, dan polip. Penyebab fungsional (non mekanik) meliputi ileus paralitik, lesi medulla spinalis, enteritis regional, ketidakseimbangan elektrolit, dan uremia.
Penyebab yang lain yaitu: Inflamasi peritoneum parietal (perforasi peritonitis, opendisitis, diverti kulitis, pankreanitis, kolesistitis), kelainan mukosa visceral (tukak peptik, inflammatory bowel disease kulitis infeksi ,esophagitis), obstruksi visceral (ileus obstruksi, kolik billier atau renal karena batu), regangan kopsula organ (hepatitis kista ovarium, pilelonefritis), gangguan vaskuler (iskemia atau infark intestinal), gangguan motilitis (irritable bowel syndrome,dyspepsia fungsional) dan ekatra abdominal (hespes trauma muskuluskeletal, infark miokard dan paru dan lainnya).
Peristiwa patofisologis yang terjadi setelah obstruksi usus adalah sama, tanpa memandang apakah obstruksi tersebut diakibatkan oleh penyebab mekanik atau fungsional. Perbedaan utamanya adalah pada obstruksi paralitik dimana peristaltik dihambat dari permulaan sedangkan pada obstruksi mekanik peristaltik mula-mula diperkuat, kemudian intermiten ,dan akhirnya hilang. Lumen usus yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh cairan dan gas (70% dari gas yang ditelan) akibat peningkatan tekanan intralumen,yang menurunkan pengaliran air dan natrium dari usus ke darah.
Oleh karena sekitar 8 liter cairan diskreksi kedalam saluran cerna setiap hari, tidak adanya absorpsi dapat mengakibatkan penimbulan intralumen dengan cepat. Muntah dan penyedotan usus setelah pengobatan dimulai merupakan sumber kehilangan utama cairan dan elektrolit. Pengaruh atas kehilangan ini adalah penciutan ruang cairan ekstra sel yang mengakibatkan syok-hipotensi, pengurangan curah jantung, penurunan perfusi jaringan, dan asidosis metabolik.
Perengangan usus yang terus menerus mengakibatkan lingkaran setan penurunan absorpsi cairan danpeningkatan sekresi cairan kedalam usus. Efek lokal perengangan usus adalah iskemia akibat distensi dan peningkatan permeabilitas akibat nekrosis,disertai absopsi toksin-toksin bakteri kedalam rongga peritoneum dan sirkulasi sistemik. kolik abdomen terjadi karena nyeri abdomen yang timbul tiba-tiba atau sudah berlangsung lama. Lokasi dan nyeri abdomen bisa mengarah pada lokasi organ yang menjadi penyebab nyeri tersebut. Walaupun sebagian nyeri dirasakan penjalaran dari tempat lain.
Nyeri dirasakan pada daerah supra publik dan kadang-kadang menjalar ke labium atau skorum. Jika proses penyakit meluas ke pertorium maka impuls nyeri dihantarkan oleh serabut aferen stomatik ke radiks spinalis segmentalis. Penyebab metabolik seperti pada keracunan timah dan porfirin belum jelas patofisiologis dan patogenesisnya. Patofisiologis sakit perut berulang-ulang yang fungsional (tidak berhubungan dengan kelainan organik) masih sulit dimengerti. Diperkirakan ada hubungan antara sakit perut berulang fungsional dengan penurunan ambang rangsang nyeri.
Berbagai faktor dan fisiologik dapat berperan sebagai mediator atau moderator dari sakit perut berulang fungsional. Juga diketahui ada hubungan yang kuat antara sakit perut berulang fungsional dengan tipe kepribadian tertentu, yaitu sering cemas/gelisah , dan selalu ingin sempurna. Pada anggota keluarga lainnya juga sering ditemukan kelainan psikosomatik seperti migraine kolon iritabel. Hubungan antara sistem susunan saraf pusat dan saluran cerna yang sangat kompleks mungkin dapat membantu menjelaskan patofisiologis sakit perut berulang fungsional.
Referensi:
Manurung, E. D., Nadeak, B., & Ndruru, E. (2020). Implementasi algoritma hebb rule pada diagnosa penyakit kolik abdomen pada orang dewasa. JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), 7(2), 250. https://doi.org/10.30865/jurikom.v7i2.2086
Purba, R. A., Kesumadewi, T., & Inayati, A. (2022). Penerapan terapi murottal Al-Qur’an terhadap nyeri pada pasien kolik abdomen dan dispepsia di RSUD Jend. Ahmad Yani kota Metro. Jurnal Cendikia Muda, 2(4), 497–505.
Siallagan, W. octaviany. (2020). Gambaran karakteristik pasien colic abdomen di rumah sakit.
Sumber foto: https://www.alodokter.com/kolik-abdomen-nyeri-perut-hebat-yang-tidak-boleh-diabaikan
( DOC,PROMKES RSMH)
Komentar
Posting Komentar