Diagnosis dan manajemen kolik abdomen
Diagnosis dan manajemen kolik abdomen
Narasumber : Novita Agustina, Ns, M.Kep, Sp.Kep. A ( RSMH Palembang)
Penegakkan diagnosis kemungkinan bervariasi dari kondisi yang cukup mengancam jiwa (rupture aneurisma arteri abdomen) hingga yang hilang sendiri (dinding abdomen yang menegang) dan dari yang umum gastroenteritis hingga yang jarang (gigitan laba-laba hitam). Walaupun etiologi dari nyeri pada awalnya belum dapat ditentukan kurang lebih sebesar 30-40% pasien, namun mengenali kasus-kasus yang memerlukan operasi atau yang mengancam jiwa adalah hal yang lebih penting dari penegakkan diagnosis itu sendiri.
Pemeriksaan laboratorium dan evaluasi radiologis sangat membantu dalam menegakkan diagnosis yang akurat. Hitung darah lengkap dan urinalisis umumnya diindikasikan pada semua pasien dengan akut abdomen. Tes glukosa dan elektrolit membantu untuk mengevaluasi status hidrasi pasien dan keseimbangan asam-basa.Tes kehamilan harus dilakukan pada gadis postmenarcheal. Foto polos abdomen dapat membantu jika dicurigai adanya
obstruksi atau perforasi usus. Foto toraks dapat membantu menyingkirkan diagnosis pneumonia.
Di unit gawat darurat, ultrasound dan computed tomography banyak digunakan untuk mengidentifikasi penyebab akut abdomen. Pemeriksaan radiologi tambahan dapat meningkatkan akurasi diagnostik. Meskipun foto polos abdomen dipilih sebagai lini pertama untuk mendiagnosis anak-anak dengan akut abdomen, sensitivitasnya rendah dan kontribusi untuk diagnosis non-spesifik, kecuali pada kasus yang dicurigai adanya obstruksi atau perforasi usus.
Foto polos abdomen lebih bermanfaat untuk diagnosis intususepsi dan obstruksi usus sedangkan apendisitis akut didiagnosis menggunakan ultrasound. Foto polos abdomen dapat dijadikan metode pemeriksaan awal pada anak-anak dengan gejala obstruksi dan ultrasound dapat dijadikan metode pemeriksaan awal pada anak-anak dengan gejalan nyeri pada right lower quadrant dan nyeri kolik. Di sisi lain, jika ada pelvic mass disertai kalsifikasi internal maka pemeriksaan selanjutnya yang bisa dilakukan adalah CT.
Pencegahan Colic Abdomen yang dilakukan pada pasien adalah mengurangi dan menghindari makanan yang pedas, bersifat asam, makanan instan, dan jenis sayuran tertentu misalnya kol dan sawi, serta menghindari melakukan aktivitas yang berat. Colic abdomen adalah rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang timbul dan bersumber dari organ yang terdapat dalam abdomen. Hal yang mendasari hal ini adalah infeksi pada organ didalam perut (mencret, radang kandung empedu, batu ginjal).
Pengobatan yang diberikan adalah penghilang rasa sakit dan penyebab utama dari organ yang terlibat. Bila infeksi dari kandung kemih atau kandung empedu maka operasi untuk angkat kandung empedu. Pengobatan yang diberikan adalah penghilangan rasa sakit dan penyebab utama dari organ yang terlibat. Bila infeksi dari kandung kemih atau kandung empedu maka pemberian antibiotik, bila ada batu di kandung empedu maka operasi untuk angkat kandung empedu.
Penatalaksanaan Colic abdomen dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan radiologi yang didalamnya terdapat aspirasi abses abdomen dan terapi antibiotik. Pada akhirnya,penanganan pasien Colic abdomen secara umum adalah dengan menentukan apakah pasien tersebut merupakan kasus bedah yang harus dilakukan tindakan operasi atau tidak.
Penatalaksanaan Colic Abdomen secara Non farmakologi yaitu koreksi ketidak seimbangan cairan dan elektrolit, impementasikan pengobatannya untuk syok dan peritonitis, hiperalimentasi untuk mengkoreksi defesiensi protein karena obstruksi kronik, ileus paralitik atau infeksi, reaksi dengan anastomosis dari ujung ke ujung, ostomi barel ganda jika anastomosis dari ujung ke ujung terlalu berisiko, dan kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi usus yang dilakukan sebagai prosedur kedua.
Penderita dispepsia dan colic abdomen hanya boleh dirujuk ke rumah sakit atau ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan jika terdapat alarm symptoms seperti demam, muntah, nyeri pada perut, perdarahan saluran cerna dan ada riwayat lambung. Pada kasus seperti ini biasanya rata-rata pasien dirumah sakit X dirawat sekitar 3-5 hari dan melakukan USG kemudian pasien dirujuk kerumah sakit lain untuk melakukan pemeriksaan endoskopi jika pasien tetap mengalami nyeri perut.
Referensi:
Manurung, E. D., Nadeak, B., & Ndruru, E. (2020). Implementasi algoritma hebb rule pada diagnosa penyakit kolik abdomen pada orang dewasa. JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), 7(2), 250. https://doi.org/10.30865/jurikom.v7i2.2086
Purba, R. A., Kesumadewi, T., & Inayati, A. (2022). Penerapan terapi murottal Al-Qur’an terhadap nyeri pada pasien kolik abdomen dan dispepsia di RSUD Jend. Ahmad Yani kota Metro. Jurnal Cendikia Muda, 2(4), 497–505.
Siallagan, W. octaviany. (2020). Gambaran karakteristik pasien colic abdomen di rumah sakit.
Sumber foto: https://hellosehat.com/pencernaan/penyebab-sakit-perut/
( DOC, PROMKES, RSMH)
Komentar
Posting Komentar