Mengenal Sinusitis

 Mengenal Sinusitis

Narasumber : Novita Agustina, Ns, M.Kep, Sp.Kep. A ( RSMH Palembang)

 

 

Sinusitis merupakan penyakit yang sering ditemukan dalam praktek dokter sehari-hari, bahkan dianggap sebagai salah satu penyebab gangguan tersering di seluruh dunia. Sinusitis merupakan peradangan pada saluran rongga tengkorak yang menghubungkan hidung dengan rongga mata. Biasanya sinus berisi udara, tetapi ketika sinus tersumbat dan berisi cairan, maka kuman, bakteri, virus, dan jamur dapat berkembang dan menyebabkan infeksi.

Sinusitis merupakan proses peradangan pada rongga sinus. Rongga sinus adalah struktur anatomi berupa rongga yang terletak di daerah wajah. Rongga sinus terletak di daerah wajah yang bermuara di rongga hidung. Karena rongga sinus merupakan struktur yang berkesinambungan dengan rongga hidung, maka pada umumnya saat rongga sinus mengalami peradangan akan diikuti pula peradangan di daerah hidung. Oleh karena itu, peradangan di daerah sinus lazimnya disebut rinosinusitis.

Sinusitis juga didefinisikan sebagai inflamasi mukosa sinus paranasal. Penyebab utamanya ialah selesma (common cold) yang merupakan infeksi virus, yang selanjutnya dapat diikuti oleh infeksi bakteri. Salah satu indikasi seseorang terserang penyakit sinusitis bisa di tandai dengan adanya keluhan terus menerus pada bagian tenggorokan, hidung tersumbat dan sakit kepala yang terus menerus. Selain itu sinusitis juga di tandai dengan adanya perubahan warna ingus yang cenderung berwarna kuning dan hijau yang mengindikasikan bahwa virus atau bakteri telah berkembang biak.

Sinusitis bakterial akut adalah infeksi sinus paranasal dengan gejala ISPA yang menetap atau makin berat dalam waktu kurang dari 30 hari. Gejala yang menetap berupa sekret hidung (post nasal discharge), batuk siang hari (yang dapat makin berat pada malam hari), atau keduanya dalam waktu lebih dari 10 hari. Gejala yang makin berat ditandai dengan suhu sedikitnya 390 C dan sekret yang kental (purulent nasal discharge) yang timbul bersamaan selama sedikitnya 3 hari berturut-turut.

Sinusitis bakterial sub akut adalah infeksi bakteri pada sinus paranasal yang berlangsung antara 30-90 hari, gejala akan sembuh sempurna sedangkan sinusitis kronik adalah episode inflamasi sinus paranasal lebih dari 90 hari, pasien akan mengalami gejala gangguan pernapasan yang menetap seperti batuk, rinorhea dan hidung tersumbat.

Sinus paranasal terbentuk sebagai evaginasi membrane mukosa meatus nasalis. Lapisan mukosa sinus paranasal sama dengan lapisan mukosa hidung. Sinus maksila dan etmoid mulai berkembang selama kehamilan. Sinus frontalis mulai berkembang pada usia 1-2 tahun, bersamaan dengan sinus sfenoid, maka tidak akan terlihat secara radiologis sampai usia 5-6 tahun. Tiga faktor yang berperan dalam terjadinya sinusitis adalah ostium yang tertutup, penurunan jumlah atau fungsi silia serta berubahnya viskositas sekret.

Faktor paling sering yang menyebabkan terjadinya sinusitis adalah ISPA yang disebabkan oleh virus. Bagaimana infeksi virus dapat menyebabkan sinusitis masih belum jelas, namun diperkirakan respon peradangan terhadap virus menyebabkan tertutupnya sinus, pertukaran oksigen menjadi terganggu, sehingga memicu tumbuhnya bakteri dan timbul infeksi. Gerakan silia pada mukosa sinus menjadi sangat terganggu sehingga timbul penumpukan sekret dan penebalan mukosa sinus. Organisme yang sering ditemukan pada sinusitis anak, biasanya sama seperti yang ditemukan pada otitis media seperti Streptococcus pneumonae, Staplyllococcus pyogenes, Haemoplylus influenzae dan Moraxella catharalis.

Pada kasus kronis, Staplyllococcus pnemonial, Streptococcus haemolyticus dan bakteri anaerob sering ditemukan. Sinusitis memiliki gejala yang secara umum hampir sama dengan gejala radang lainnya. Sesuai anatomi sinus yang berhubungan dengan hidung, gejala yang timbul antara lain: Hidung tersumbat,, pilek yang berlangsung lama atau berulang, post nasal drip atau rasa seperti ingus yang mengalir ke belakang tenggorokan, sakit kepala, bau mulut (halitosis), dan nyeri pada daerah wajah.

Gejala batuk yang disebabkan oleh sinusitis berbeda dengan batuk yang disebabkan penyakit lain, yaitu seperti orang ber-dehem. Batuk tersebut dapat di curigai sebagai post nasal drip. Keluhan batuk ber-dehem ini terjadi akibat rasa tidak nyaman yang disebabkan sekret yang mengalir dari hidung ke belakang tenggorokan. Sekret tersebut akan merangsang refleks dari sistem saluran nafas untuk membersihkan saluran napas, yang disebut juga clearing the throat.

 

Referensi:

IDAI, 2017. Sinusitis pada anak, mungkinkah? Retrived from https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/sinusitis-pada-anak-mungkinkah.

Rianto, A., Widada, B., & Nugroho, D. (2017). Diagnosa penyakit sinusitis pada orang dewasa dan anak menggunakan metode certanty factor. Jurnal TIKomSiN, 5(2), 46–52.

Rinaldi, R., Lubis, H. M., Daulay, R. M., & Panggabean, G. (2016). Sinusitis pada anak. Sari Pediatri, 7(4), 244. https://doi.org/10.14238/sp7.4.2006.244-8

Sumber foto: https://forum.kepowin.com/sinusitis/#kepowin

 

( DOC, PROMKES,RSMH)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengaruh pengharum ruangan bagi kesehatan

Tren Pacaran Remaja, Gaya dan Dinamika Hubungan di Era Digital

TERMINAL LUCIDITY, FENOMENA PASIEN MEMBAIK SEBELUM MENINGGAL