Apa Beda Lipid Dan Asam Lemak Dalam Makanan?

 Apa Beda Lipid Dan Asam Lemak Dalam Makanan?

Narasumber : Nyimas Sri Wahyuni, S.Kep, Ners, M.Kep, Sp.Kep.A ( RSMH Palembang)

Lipid dan asam lemak menjadi kata yang sering kita dengar sekarang. Untuk tahu apa bedanya ada baiknya kita baca bersama apa beda lipid dan asam lemak.

1. Lipid

 Lipid adalah asam lemak dan turunannya, serta zat yang  secara biosintetik atau fungsional mirip dengan komponennya. Asam lemak adalah senyawa yang disintesis secara alami oleh kondensasi unit malonil koenzim A oleh kompleks  asam lemak sintetase. Menurut definisi ini, kolesterol (tetapi bukan hormon steroid) dapat dikelompokkan ke dalam lipid seperti fosfolipid dan glikolipid. Gangliosida, yang merupakan glikolipid asam, larut dalam air, tidak seperti kebanyakan lipid.


Klasifikasi lipid menurut Bloor adalah sebagai berikut:

a. Lipid sederhana adalah lipid yang terbentuk dari ester berbagai alkohol dengan asam lemak. Lemak dan lilin adalah lemak sederhana.

b. Selipid adalah ester asam lemak yang mengandung gugus selain  alkohol dan gugus asam lemak. Fosfolipid, glikolipid, lipoprotein, dan sulfolipid adalah lipid.

c. Lipid turunan adalah zat atau bahan yang dihasilkan dari hidrolisis  lipid tersebut. Lipid yang diturunkan meliputi asam lemak, gliserol, steroid, alkohol selain gliserol, sterol, aldehida lemak, dan senyawa keton.

 2. Asam lemak

 Asam lemak adalah senyawa organik yang terbentuk selama hidrolisis  lemak atau minyak. Lemak atau senyawa berminyak berupa trigliserida yang terhidrolisis menghasilkan gliserol dan asam lemak rantai panjang.  Asam lemak bebas ditemukan di alam hanya dalam jumlah kecil.

 Sebagian besar asam lemak diperoleh dengan hidrolisis lemak yang:

a. Ini adalah asam monokarboksilat yang mengandung gugus karboksil yang dapat terionisasi dan nonpolar, rantai lurus atom karbon, dan rantai siklik.

b. Biasanya terdiri dari pasangan atom karbon genap (walaupun atom C ganjil juga ditemukan di alam).

c. Bisa jenuh atau tidak jenuh.

3. Asam lemak tak jenuh ganda (polyunsaturated fatty acid)

 Asam lemak tak jenuh ganda hewani (PUFA = asam lemak tak jenuh ganda) dapat dikelompokkan menurut turunan yang diperoleh dari bahan awal biosintetik tertentu. Setiap gugus mengandung dua sampai  enam ikatan rangkap cis yang dipisahkan oleh satu gugus metilen  dan memiliki struktur terminal yang sama. Secara umum, asam lemak tak jenuh ganda memiliki titik leleh yang rendah dan rentan terhadap oksidasi. Asam lemak tak jenuh memiliki fungsi yang lebih kompleks sebagai bioregulator endogen, seperti mengatur homeostasis ion, transkripsi gen, signaling hormon, sintesis lemak dan mempengaruhi pembentukan protein.

Asam lemak tak jenuh ganda berdasarkan posisi ikatan rangkap dalam ikatan karbon  gugus omega dikenal sebagai: omega-3, omega-6, omega-7, omega-9. Letak ikatan rangkap pada struktur kimia asam lemak menyebabkan konfigurasi yang berbeda, jika ikatan rangkap berada pada sisi yang sama dengan gugus hidrogen maka disebut  konfigurasi cis, sedangkan jika ikatan rangkap berada pada sisi yang berlawanan, itu disebut  konfigurasi trans. Perbedaan konfigurasi ini memiliki konsekuensi fungsional yang penting. Transformasi mencegah PUFA bertindak sebagai PUFA dan sebaliknya. Ternyata asam lemak  trans justru meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. PUFA yang ideal adalah PUFA dengan konfigurasi cis, biasanya  berasal dari alam, seperti asam lemak cis-omega-3 dari ikan.

Asam lemak omega-3.  Asam lemak omega-3 adalah kelompok  lemak tak jenuh ganda asam dengan ikatan rangkap antara atom karbon 3. Nutrisi esensial adalah asam lemak omega-3 yang penting, yaitu: -linolenic acid (ALA), eicosapentaenoic acid (EPA) dan docosahexaenoic acid (DHA). Tubuh manusia tidak dapat mensintesis asam lemak omega-3  de novo, tetapi dapat membentuk asam lemak omega-3 tak jenuh 20- dan 22-karbon dari asam lemak omega-3  asam linolenat 18-karbon. Perubahan ini terjadi dalam persaingan dengan asam lemak omega-6, yang merupakan analog kimia yang berasal dari asam linoleat. Asam linolenat omega-3 dan asam linoleat omega-6 merupakan nutrisi penting yang harus diperoleh dari makanan. Analog omega-6 secara kompetitif memperlambat sintesis asam lemak omega-3 dalam tubuh, yang lebih panjang dari asam linolenat. Akumulasi asam lemak omega-3 rantai panjang lebih efektif bila diperoleh langsung dari makanan atau bila jumlah analog omega-6 tidak melebihi jumlah omega-3.

 

Referensi:

Khomsan A. 2014. Peranan Pangan dan Gizi untuk Kwalitas Hidup. Jakarta: Gramedia Widiasarna Indonesia

Misgiyarta, Budiyanto A, Sunarlim R. 2018. Pengaruh Lama Waktu Transportasi Susu Segar Terhadap Tingkat Kontaminan Mikroba (Studi Kasus di Wilayah KUD Sarwamukti, Lembang, Jawa Barat. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner; Bogor, 11-12 Nov 2018. hlm 264-269.

Sumber gambar: icuk-sugiarto.blogspot.com

( DOC, PROMKES, RSMH)

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengaruh pengharum ruangan bagi kesehatan

Tren Pacaran Remaja, Gaya dan Dinamika Hubungan di Era Digital

TERMINAL LUCIDITY, FENOMENA PASIEN MEMBAIK SEBELUM MENINGGAL