GAYA BELAJAR ANAK

                                                   GAYA BELAJAR ANAK

Narasumber : NYIMAS SRI WAHYUNI, SKEP, NERS, M.KEP, SP.KEP.A

 ( RSMH Palembang)

Mendongeng di depan anak prasekolah tentu berbeda dengan mendongeng pada anak sekolah dasar. Biasanya, anak prasekolah hanya bisa bertahan hidup dengan menonton dongeng maksimal 15 menit. Jika lebih dari itu, mereka akan bosan dan kehilangan fokus. Berbeda dengan anak usia sekolah dasar. Anak-anak sekolah dasar mulai diminta refleksnya, saat mereka mulai mengenal karakter. Dalam dirinya ada keinginan untuk menjadi seperti tokoh dalam dongeng (Asfandiyar, 2007). Hal lain yang perlu diperhatikan adalah gaya/gaya belajar anak. Setiap anak memiliki cara belajar yang berbeda. Gaya belajar adalah bagaimana seseorang cenderung memilih untuk mengambil informasi dari lingkungan dan memproses informasi tersebut. Porter dan Hernachi (2000) di Purwandari (2007) Menyebutkan dua jenis

Individu belajar bagaimana mengasimilasi informasi dengan mudah dan bagaimana mengatur dan memproses informasi (dominasi otak). Oleh karena itu, kita dapat mengatakan bahwa gaya belajar adalah kombinasi dari penyerap, kemudian mengatur dan memproses informasi. Gaya belajar yang berbeda menurut Barbe dan Swassing (dalam Hartanti dan Arhatanto, 2003) termasuk tiga mode (gaya belajar) yaitu visual, pendengaran dan kinestetik. Pendapat serupa juga telah diekspresikan oleh Fleming (2002) bahwa ada tiga mode pembelajaran, yaitu visual, pendengaran dan kinestetik. Namun baru -baru ini, Fleming memperkenalkan metode tambahan, yang merupakan metode baca/tulis. Fleming membedakan metode baca/tulis dari metode visual. Membaca/menulis mengacu pada bahasa tulis lisan, disajikan dalam bentuk cerita, karya tulis, sedangkan komposisi visual mengacu pada bahasa nonverbal, seperti grafik, diagram, simbol. Jadi, meski sama-sama tampak dari pandangan, keduanya tetap perlu dibedakan (Purwandari, 2007).

Seorang anak belajar dengan tiga cara, yaitu:

A) Suara

Seorang anak yang belajar melalui suara lebih mengandalkan indera pendengarannya. Pembelajar auditori merasa lebih mudah dan lebih cepat menyerap informasi dengan pendengaran mereka. Fitur Suara Bayi antara lain:

1. Anak-anak suka membaca dongeng, cerita dengan intonasi yang berbeda

2. Saya lebih suka bercerita daripada menulis

3. Memiliki kegemaran bernyanyi, bercerita, dan mengobrol dengan orang lain

4. Suka menerima penjelasan melalui deskripsi verbal, contoh soal cerita

5. Mudah menghafal lagu yang Anda dengarkan

6. Mudah menerima kata-kata dan informasi yang dikomunikasikan

7. Belajar dan mengingat sesuatu yang didengar lebih mudah daripada melihat

B) Intuitif

Anak-anak yang menggunakan pembelajaran visual lebih mudah menerima informasi dan belajar melalui indera mereka. Pelajaran yang diberikan akan mudah diterima jika anak melihatnya, apalagi jika ditambah dengan simbol dan menggunakan berbagai warna yang menarik. Inilah sebabnya mengapa sering ada anak yang berdiri di depan narator untuk bercerita menggunakan buku. Anak-anak penasaran melihat gambar-gambar di buku dengan gambar berwarna-warni yang dipajang. Ciri-ciri anak intuitif ini antara lain:

1. Lebih mudah memahami dan mengingat apa yang dilihat daripada didengar

2. Lebih suka membaca daripada dibaca

3. Cara bicaranya cenderung cepat. Suka menghafal dengan asosiasi visual

5. Memiliki memori visual yang baik

6. Tidak sengaja mencoret-coret tanpa tujuan saat berbicara di telepon

7. Secara umum, jadilah pembaca yang rajin

C) kinetika

Cara terakhir anak belajar adalah secara estetis. Anak-anak belajar menggunakan seluruh tubuh. Anak-anak dengan tipe belajar ini sepertinya tidak pernah diam. Mereka tidak suka keheningan yang lama. Memang, mereka akan lebih cepat memahami informasi yang diberikan oleh gerakan tersebut. Metode pembelajaran yang paling efektif untuk anak dengan tingkat energi rendah adalah partisipasi langsung. Anak aktif adalah anak yang selalu bergerak. Anak tipe ini akan mudah menyerap informasi melalui gerakan. Ciri-ciri anak aktif antara lain:

1. Memberikan respons fisik yang luar biasa untuk semuanya

2. Libatkan bagian tubuh Anda dalam proses pembelajaran

3. Praktekkan akan lebih mudah dipahami.

4. Lebih mudah untuk menghafal sambil berjalan dan bergerak

5. Menyukai game yang banyak bergerak dan sibuk

6. Tangan bergerak ketika dia menghargai apa yang ada di pikirannya

7. Dalam keadaan diam, anak tidak bisa duduk diam dalam waktu lama.

Dengan mengetahui cara anak belajar, pendongeng berharap dapat memahami pola perilaku anak-anak yang menjadi pendengarnya sehingga ketika bercerita dapat mengaitkan dengan ketiga cara anak belajar.

 

Referensi:

Hasannah, Rani. (2019). Efektifitas metode mendongeng dalam meningkatkan kemampuan literasi dini anak prasekolah. Psikoborneo. 3:13

Maharani, Dina. (2017). Minat baca anak – anak di Kampoeng Baca Kabupaten Jember. Jurnal Review Pendidikan Dasar. 1: 320-328

Patimah. (2015). Efektifitas metode pembelajaran dongen dalam meningkatkan kemampuan literasi anak pada jenjang usia sekolah dasar. Jurnal Pendidikan Guru. 2:2

Sumber: Kompasiana.com

 ( DOC, PROMKES,RSMH)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengaruh pengharum ruangan bagi kesehatan

Tren Pacaran Remaja, Gaya dan Dinamika Hubungan di Era Digital

TERMINAL LUCIDITY, FENOMENA PASIEN MEMBAIK SEBELUM MENINGGAL