MENGAPA ADA OBAT YANG DIMINUM SEBELUM, SAAT DAN SESUDAH MAKAN?
MENGAPA ADA OBAT
YANG DIMINUM SEBELUM, SAAT DAN SESUDAH MAKAN?
Narasumber : apt Eva Yunila,S.Si,MARS (RSMH Palembang)
Pada saat kita
mengkonsumsi obat, tentu kita berharap obat yang diminum dapat bekerja maksimal
membantu penyembuhan penyakit yang sedang diderita. Efek terapi yang maksimal
dapat dicapai jika obat dikonsumsi dengan tepat, salah satunya tepat waktu
minum obat.
Obat
merupakan senyawa kimia yang memiliki cara kerja yang berbeda-beda dalam
mengatasi gangguan yang ada di dalam tubuh. Cara kerja obat-obatan tersebut bergantung
dengan berbagai faktor, salah satunya adalah interaksi obat dengan makanan. Ketika diminum, obat akan melewati lambung dan
kemudian masuk ke usus. Sebagian kecil obat diserap di lambung dan sebagian
besar diserap di usus. Obat pada umumnya dapat diserap dengan baik apabila
tidak terdapat gangguan di lambung dan usus misalnya berupa makanan. Uniknya,
ada juga obat-obat yang penyerapannya terbantu oleh makanan. Selain interaksi
dengan makanan, sifat dan efek dari obat juga menentukan kapan sebaiknya
obat diminum ; sebelum, saat atau
sesudah makan.
Obat yang diminum sebelum makan
Yang dimaksud obat yang diminum sebelum
makan adalah obat diminum saat kondisi lambung dalam keadaan kosong. yakni 30-60 menit sebelum makan atau 2-3 jam setelah makan.
Ada
beberapa alasan mengapa obat diminum sebelum makan yaitu :
1.
Adanya makanan dapat menghambat kerja obat
contohnya eritromisin,
amoksisilin, parasetamol,. Obat
tersebut akan diserap lebih baik jika tidak ada makanan, sehingga lebih
baik jika diminum sebelum makan. Beberapa
obat mungkin kerjanya bisa terhambat jika ada makanan karena obat mempunyai
jalan yang sama dengan makanan untuk dicerna tubuh. Makanan juga dapat
menyebabkan beberapa obat dipecah terlalu cepat sebelum obat diserap ke aliran
darah.
2.
Adanya makanan dapat meningkatkan penyerapan obat
tertentu sehingga bisa menyebabkan obat diserap lebih banyak dalam tubuh Anda.
Hal ini kemudian dapat meningkatkan risiko timbulnya efek samping obat atau
efek toksik obat
3.
Adanya makanan dapat mengurangi penyerapan
obat dalam tubuh sehingga menurunkan efektifitas obat.
v Beberapa
obat mungkin dapat bekerja lebih baik saat lambung kosong contohnya obat
golongan proton pump inhibitor seperti omeprazole, pantoprazole, esomeprazole,
dan lansoprazole obat tersebut kerjanya akan lebih baik jika tidak ada makanan
di saluran cerna. Sebab, makanan malah akan merangsang suatu daerah di lambung
yang bernama pompa H/K/ATP-ase untuk menghasilkan asam lambung.
v obat
domperidone dan metoklopramid yang biasanya diresepkan dokter untuk mengatasi
gejala mual dan muntah, Anda sebaiknya mengonsumsinya 30 menit sebelum makan,
untuk alasan yang sama dengan poin sebelumnya: keberadaan makanan akan
menghambat keterserapan obat dari saluran cerna.
v obat
antasida untuk meredakan maag, rifampisin dan isoniazid (obat tuberculosis),
sirup yang mengandung sukralfat (biasanya berwarna pink, digunakan untuk
dispepsia) juga sebaiknya diminum sebelum makan.
v Flucloxacillin, phenoxymethylpenicillin (penicillin V) dan
oxytetracycline.
v Obat-obatan
seperti Alendronic acid, sodium clodronate, disodium etidronate dianjurkan
minum sebelum 30 menit sebelum Anda minum dan makan pertama kali di pagi hari.
4. Untuk
Obat-obatan yang berinteraksi dengan
senyawa tertentu yang terdapat dalam makanan
v Antibiotika
tetrasiklin.
Tetrasiklin dapat berikatan dengan senyawa
kalsium membentuk senyawa yang tidak dapat diserap oleh tubuh, sehingga
mengurangi efek tetrasiklin. Jadi jika tetrasiklin diminum bersama susu, atau
suplemen vitamin-mineral yang mengandung kalsium, efek tetrasiklin bisa jadi
berkurang
v Antibiotika golongan
kuinolon, seperti siprofloksasin, ofloksasin, yang juga bisa
mengikat logam-logam bervalensi dua atau tiga, seperti kalsium,
magnesium, dan aluminium. Karena itu, sebaiknya tidak
minum obat ini bersama-sama dengan obat-obat yang mengandung logam2 tersebut
seperti pada komposisi obat maag (antasid). Jika terpaksa harus menggunakan
obat maag (antasid) bersamaan dengan antibiotika tetrasiklin atau golongan
kuinolon, sebaiknya diberi selang waktu sedikitnya 2 jam.
Obat
yang diminum saat makan
Yang dimaksud obat yang diminum saat makan
adalah obat diminum di pertengahan makan saat sedang makan, artinya kita
mengkonsumsi dahulu beberapa suap makanan kemudian meminum obat yang harus
dikonsumsi, dan kemudian melanjutkan kembali makan hingga selesai. Salah
satu contoh obat yang sebaiknya diminum dengan cara seperti ini adalah ;
v Obat
diabetes Acarbose. Obat ini dimakan bersamaan dengan suapan pertama bersama
makanan. Obat ini berfungsi untuk memperlambat penyerapan gula di
dalam usus, sehingga gula darah tidak naik secara ekstrim dan memberikan
keadaan gula darah yang lebih stabil.
v Suplemen yang mengandung kalsium (Ca). Makanan akan merangsang produksi asam lambung, dimana asam lambung ini akan membantu penyerapan kalsium dari saluran cerna. Oleh karena itu, kalsium disarankan diminum saat ada makanan. Contoh berikutnya adalah suplemen yang mengandung vitamin D. Vitamin D adalah vitamin yang bersifat larut lemak, sehingga ia akan terserap lebih baik jika ada kehadiran makanan, terutama large meal. .
Obat
yang diminum sesudah makan
Yang dimaksud obat yang diminum setelah makan adalah obat diminum sesaat sesudah makan, ketika perut masih berisi makanan dan tidak boleh lewat dari 2 jam. Jika lebih dari 2 jam, makanan sudah diolah dan diserap sehingga kondisinya bisa disamakan dengan sebelum makan. Makanan yang dimaksud disini tidak harus makanan atau nasi berporsi besar, namun dapat berupa roti dalam porsi kecil atau makanan-makanan ringan lainnya.
Ada
beberapa alasan mengapa obat diminum setelah makan yaitu :
1. Mencegah
timbulnya efek samping suatu obat
v Beberapa
jenis obat seperti aspirin,asetosal, obat jenis NSAID (diklofenak, ibuprofen),
obat steroid (prednisolon dan deksametason) memiliki efek samping pada
pencernaan yaitu iritasi lambung, radang, bahkan tukak lambung. Jika diminum
setelah makan maka makanan yang sebelumnya masuk ke dalam lambung, akan dapat
mencegah efek samping ini terjadi. Perut yang kosong akan rentan untuk luka
akibat konsumsi obat yang dosisnya cukup keras. Kehadiran makanan akan berperan
sebagai ‘bantalan’ sehingga iritasi obat terhadap saluran cerna bisa lebih
minimal. Oleh karena itu, beberapa jenis obat seperti aspirin, obat jenis NSAID
(diklofenak, ibuprofen), obat steroid (prednisolon dan deksametason akan lebih
efektif dan lebih optimal kerjanya apabila diminum setelah atau saat makanan
sudah masuk ke dalam lambung.
v Beberapa obat mempunyai
efek samping, seperti mual dan muntah. Oleh karena itu, lebih
baik untuk minum obat ini setelah makan agar dapat mengurangi efek samping.
Contoh dari obat ini adalah bromocriptine, allopurinol, dan madopar
2.
Meningkatkan penyerapan
obat ke dalam tubuh dan akan lebih cepat
ke dalam pembuluh darah ketika bercampur
dengan makanan seperti obat HIV, obat anti epilepsi fenitoin, atau obat
hipertensi propanolol maka
mengkonsumsi obat dilakukan sesudah makan sehingga diharapkan dapat memberi
efek maksimal terhadap fungsi obat.
3. Mendukung kerja obat. Misalnya saja,
obat antasida yang digunakan untuk mencegah heartburn, refluks, dan gangguan pencernaan. Sakit ini terjadi karena asam lambung
yang dihasilkan saat makanan masuk ke lambung Anda
4. Memastikan obat diserap tubuh
dan tidak terbuang begitu saja. Makan setelah minum obat bisa membuat beberapa obat justru keluar
dari tubuh dengan cepat. Beberapa obat tersebut, seperti obat kumur, nystatin cair, dan
gel miconazole untuk sariawan atau ulkus di mulut sebaiknya diminum sesudah makan
5. Membantu tubuh dalam mencerna
makanan. Obat-obatan
untuk diabetes biasanya harus diminum setelah makan agar dapat membantu tubuh
dalam mengurangi kadar gula darah setelah makan, dan juga untuk mencegah
hipoglikemia (gula darah rendah).
Referensi
http;//zulliesikawati.wordpress.com/tag/interaksi-obat-makanan
https://hellosehat.com/obat-suplemen/aturan-minum-obat-sebelum-setelah-makan/
( DOC, PROMKES, RSMH)
Komentar
Posting Komentar