Kiat Aman Konsumsi Garam bagi Pnederita Hipertensi
Kiat Aman Konsumsi Garam bagi
Pnederita Hipertensi
Narasumber : Ns. Zubaidah, SKep., M.K.M.(RSMH,Palembang)
Hipertensi
atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi menurut WHO adalah tekanan darah
sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih dari 90 mmHg. Tekanan darah sistolik adalah indikasi tekanan
pada pembuluh darah saat jantung memompa darah. Tekanan darah diastolik
menunjukkan resistensi aliran darah di dalam pembuluh darah saat jantung memompa.
Seseorang
yang datang ke fasilitas pelayanan
kesehatan seringkali tidak menyadari bahwa mereka mengalami sakit hipertensi,
mereka datang untuk berobat dengan keluhan yang dirasakan seperti sakit kepala, rasa seperti berputar, dan
penglihatan kabur. Bahkan
seringkali orang tersebut sudah dengan penyakit penyulit atau komplikasi
dari hipertensi hingga kerusakan organ.
Itulah mengapa hipertensi sering disebut dengan Silent Killer.
Menurut
Emedicine health, penyakit hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa
dikendalikan, yaitu dengan mengkonsumsi obat- obatan hipertensi berdasarkan rekomendasi
dari dokter dan penderita menjalankan pola hidup sehat, dengan cara :
1. Penurunan
berat badan
2. Memperbanyak
asupan sayuran dan buah- buahan
3. Olahraga
4. Mengurangi
konsumsi alkohol
5. Berhenti
merokok
6. Mengurangi asupan garam
Mengapa
Harus Mengurangi Asupan Garam?
Dalam kehidupan sehari- hari, kita pastinya
tidak asing dengan garam dapur,karena kita akan menambahkan garam dapur dalam
masakan untuk menambah cita rasa. Namun perlu diketahui bahwa konsumsi garam
berlebih berbahaya bagi penyakit hipertensi. Konsumsi garam berlebih akan
meningkatkan jumlah natrium dalam sel dan mengganggu keseimbangan cairan.
Masuknya cairan ke dalam sel akan mengeringkan
diameter pembuluh darah arteri sehingga jantung memompa darah lebih kuat yang berakibat
meningkatnya tekanan darah. Peningkatan tekanan darah berpengaruh pada
peningkatan kerja jantung, yang akhirnya akan meningkatkan risiko mengalami
serangan jantung dan stroke. Selain itu ,konsumsi garam yang tinggi dapat
mengganggu kerja ginjal. Garam harus dikeluarkan dari tubuh oleh ginjal, tetapi karena natrium
sifatnya mengikat banyak air, maka makin tinggi garam membuat volume darah
meningkat. Volume darah semakin tinggi
sedangkan lebar pembuluh darah tetap,
maka alirannya jadi deras, yang artinya tekanan darah menjadi semakin
meningkat. Sehingga akan menambah risiko hipertensi.
Berapa Banyak Garam yang
Diperkenankan untuk Dikonsumsi?
Garam
banyak mengandung natrium. Asupan natrium hendaknya dibatasi < 100 mmol ( 2
gram) per hari, setara dengan 5 gram (satu sendok teh kecil) garam dapur. Bagi penderita
hipertensi, asupan natrium dibatasi
lebih rendah lagi, menjadi 1,5 gram per hari atau 3,5 – 4 gram garam per hari.
Walaupun tidak semua penderita hipertensi sensistif terhadap natrium, namun
pembatasan asupan natrium dapat membantu terapi farmakologi menurunkan tekanan
darah dan menurunkan risiko penyakit kardioserebrovaskuler.
Makanan
Apa Saja Yang Banyak mengandung Garam?
Asupan
natrium didapat dari berbagai macam jenis
sumber makanan, antara lain garam yang ditambahkan pada produk olahan/ industri
(diasinkan, diasap, diawetkan), berbagai makanan sehari- hari, dan penambahan
garam pada waktu memasak atau saat makan.
Bagaimana Kiat untuk Mengurangi
Konsumsi Garam?
1.
Konsumsi
lebih banyak produk segar dan kurangi makanan olahan
2. Batasi penggunaan garam pada makanan
dengan cara menggantinya dengan rempah- rempah tertentu yang dapat memperkaya
rasa atau gunakan bumbu pengganti garam
3.
Pilih produk makanan yang rendah garam
4.
Perbanyak konsumsi buah dan sayur
5. Bila harus makan produk olahan, cerdaslah dalam membaca label
Ref Referensi :
1. Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskular Indonesia (2015). Pedoman Tata Laksana Hipertensi pada
Penyakit Kardiovaskular. Jakarta : Sekretariat Indonesian Heart Association.
Diunduh dari
ardiologi.fk.unand.ac.id/attachments/article/166/Pedoman_TataLaksna_hipertensi_pada_penyakit_Kardiovaskular_2015.pdf
2. P2PTM Kemenkes RI. (2018). Apa Pengaruh
Garam Berlebih terhadap Penyakit Tidak Menular?. Diunduh dari http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/page/41/apa-pengaruh-konsumsi-garam-berlebih-terhadap-penyakit-tidak-menular
3. Perhimpunan
Dokter Hipertensi Indonesia. (2019). Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi
2019. Jakarta : Indonnesian Society of Hypertension. Diunduh dari
http://www.inash.or.id/upload/pdf/article_Update_konsensus_201939.pdf
👅Doc, PROMKES, RSMH
Komentar
Posting Komentar